Indonews.id – Menjelang bulan suci Ramadan, Kementan menerbitkan rekomendasi impor bawang putih untuk 19 importir swasta yang telah jalani kewajiban tanam dengan baik. Dari 19 importir swasta tersebut telah disetujui rekomendasi impor bawang putih sebanyak 245.000 ton yang direalisasikan segera.
Di Belitung, tanggal 3 Mei 2019, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik menyampaikan, "Kementan baru saja merilis kembali terbitnya rekomendasi impor bawang putih. Targetnya untuk mengamankan pasokan dan menstabilkan harga bawang putih nasional terutama saat puasa dan lebaran tahun ini,".
Pada tahapan selanjutnya setelah mendapatkan rekomendasi Kementan yaitu persetujuan Kemendag. Dari 19 importir atau 245.000 ton, yang baru mendapatkan persetujuan Kemendag baru setengahnya yakni 115.000 ton oleh 11 importir. Jumlah sisanya masih dalam proses.
Guna antisipasi Ramadan, dalam waktu dekat akan hadir bawang putih impor dari Cina sebanyak 60.000 ton. Jumlah tersebut merupakan realisasi 115.000 ton pertama yang telah disetujui Kemendag.
Tidak berhenti hanya fokus pada impor bawang putih, Kementan juga memberi atensi pada proses pendaratan bawang putih impor tersebut. Yasid menjelaskan langkahnya, "Supaya pemasukan bawang putih bisa lebih cepat, proses administrasi di pelabuhan bongkar menyangkut cukai dan karantina juga akan didorong berlangsung cepat,".
Di upaya menekan harga pasaran bawang putih melalui impor, saat ini Kementan sedang fokus menyiapkan benih bawang putih nasional sambil secara bertahap belajar melakukan penetrasi pasar konsumsi. Selama swasembada belum terwujud seperti saat ini maka impor tetap dibutuhkan.
Pada Tahun 2018, luas lahan tanam bawang putih sekitar 8.000 hektar. Luas tersebut jika dibandingkan sebelumnya, naik sekitar 400% dari luas tanam sebelumnya 2.000 hektar. Pada Tahun 2020, target tanam 20.000 – 60.000 hektar. Puncaknya Tahun 2021, direncanakan penanaman seluas lebih dari 80.000 hektar untuk memenuhi kebutuhan bawang putih nasional.
Yasid menambahkan, "Sentra-sentra penanaman tersebar di 110 lebih kabupaten se-Indonesia, diantaranya Aceh Tengah, Humbang Hasundutan, Solok, Kerinci, Cianjur, Majalengka,Tegal, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Karanganyar, Malang, Pasuruan, Banyuwangi, Tabanan, Lombok Timur, Bantaeng, Enrekang hingga Minahasa Selatan,".