INDONEWS.ID

  • Kamis, 16/05/2019 14:45 WIB
  • Asosiasi Kelapa Sawit Tetap Optimis Ditengah Pusaran Badai

  • Oleh :
    • Syailendra
Asosiasi Kelapa Sawit Tetap Optimis Ditengah Pusaran Badai
Berbagai tantangan baik dari dalam negeri, luar negeri dan sentimen pasar dihadapi industri kelapa sawit.


Jakarta, Indonews.id - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat kinerja ekspor minyak sawit masih positif, ditengah banyaknya tantangan yang dihadapi industri ini. “Tetap optimis ditengah pusaran badai”. Ungkapan inilah gambaran industri sawit Indonesia pada triwulan pertama 2019.

Berbagai tantangan baik dari dalam negeri, luar negeri dan sentimen pasar dihadapi industri kelapa sawit. Awal tahun industri sawit digoyang oleh Uni Eropa dengan kebijakan Renewable Energy Directive II (RED II) yang akan menerapkan kebijakan penghapusan penggunaan biodiesel berbasis sawit karena minyak sawit digolongkan sebagai beresiko tinggi terhadap deforestasi (ILUC Indirect Land Used Change) sedangkan minyak nabati lain digolongkan beresiko rendah.

Baca juga : Erick Thohir: Palmco akan Menjadi Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar

Di dalam negeri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terus menekan industri untuk keterbukaan informasi HGU. Dari pasar, industri dibayangi kekhawatiran harga CPO global yang trendnya terus menurun.

“Meskipun dalam kekalutan, industri ini terus berperan dalam menambal neraca perdagangan Indonesia yang minus dengan kinerja ekspornya,” ungkap Joko Supriyono Ketua Umum GAPKI dalam acara Buka Bersama di Grand Hyatt Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Baca juga : PTPN VI Ciptakan Harley Dabuyung, Angkut TBS Kelapa Sawit Lebih Banyak

Pada triwulan pertama 2019, kinerja ekspor minyak sawit secara keseluruhan (Biodiesel, Oleochemical, CPO dan produk turunannya) meningkat sekitar 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau dari 7,84 juta ton triwulan I 2018 meningkat menjadi 9,1 juta ton di triwulan I 2019.

“Dengan kinerja ini, artinya ekspor minyak sawit Indonesia masih tetap tumbuh meskipun masih di bawah harapan,” ujar Joko.

Baca juga : PalmCo Bakal Jadi Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Sediakan Minyak Goreng Murah

Pada Maret 2019 kinerja ekspor minyak sawit secara keseluruhan (Biodiesel, Oleochemical, CPO dan produk turunannya) membukukan peningkatan 3% dibandingkan bulan sebelumnya atau dari 2,88 juta ton meningkat menjadi 2,96 juta. Sementara ekspor khusus CPO dan produk turunannya hanya meningkat sangat tipis yaitu 2,77 juta ton di Februari sedikit terkerek menjadi 2,78 juta ton di Maret.

Sentimen RED II Uni Eropa, setidaknya telah ikut menggerus kinerja ekspor Indonesia, selain itu lesunya perekonomian di negara tujuan utama ekspor khususnya India berdampak sangat signifikan pada permintaan minyak sawit

Artikel Terkait
Erick Thohir: Palmco akan Menjadi Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar
PTPN VI Ciptakan Harley Dabuyung, Angkut TBS Kelapa Sawit Lebih Banyak
PalmCo Bakal Jadi Perusahaan Kelapa Sawit Terbesar Dunia, Sediakan Minyak Goreng Murah
Artikel Terkini
Pemprov Papua Barat Daya Serahkan Bantuan Mobil Angkutan Umum untuk Pedagang Mama Papua di Maybrat
Rapat Koordinasi Nasional Bahas Netralitas ASN dalam Pilkada Serentak 2024
Evaluasi Penanganan Pengungsi di Maybrat Menunjukkan Kemajuan Signifikan
Kebun Rimsa PTPN IV Regional 4 Bantu Sembako Dua Panti Asuhan
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas