INDONEWS.ID

  • Minggu, 07/07/2019 16:27 WIB
  • Melihat Plus Minus Transaksi Non Tunai di Gerbang Tol

  • Oleh :
    • Mancik
Melihat Plus Minus Transaksi Non Tunai di Gerbang Tol
Ilustrasi(Foto: Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah telah menerapkan kebijakan penggunaan transaksi non tunai masuk gerbang tol sejak tahun 2017. Kebijakan tersebut mengdatangkan pengaruh positif  bagi pengendara. Hal ini disampaikan oleh Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia,Piter Abdullah Redjalam.

Melansir detikfinance, Piter menjelaskan, pelaksanaan transaksi non tunai pada seluruh gerbang tol di Indonesia memiliki banyak manfaat positif daripada pengaruh negatifnya. Selain mengurangi antrian sebelum masuk tol, masyarakat juga diarahkan untuk memamhami pasar keuangan elektronik.

Baca juga : Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk Perencanaan Kemenhub

"Saya kira jelas akan banyak berdampak positif terhadap perekonomian. Kelancaran pembayaran akan berdampak positif terhadap perekonomian," kata Piter. Jakarta, Minggu,(7/07/2019).

Hal senada disampaikan oleh Pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas. Ia mengatakan, penerapan sistem transaksi non tunai di gerbang tol lebih banyak nilai positif dibandingkan dengan pengaruh negatifnya.

Baca juga : J&T Express Bogor Resmikan Gateway Mesin Sortir Otomatis Berkecepatan 20 Ribu Paket/Jam

Sebelum transaksi non tunai, kata Darma, pengguna jalan membutuhkan waktu lebih lama untuk membayar biaya tol tersebut. Dengan adanya perubahan sistem dari tunai ke non tunai, mempersingkat waktu bagi pengguna jalan untuk berada di gerbang tol.

"Jadi kalau non tunai itu dari kebiasaan orang menukarkan di gerbang tol mengakibatkan penundaan dan lama. Tapi kalau dengan kartu penundaan itu tidak terjadi karena biasanya waktu tapping hanya butuh satu sampai tiga detik," jelasnya.

Baca juga : Mampu Gerakkan Ekonomi, Kemenperin Berikan Mesin dan Peralatan kepada 50 IKM Tenun di NTT

Selain itu, Darmaa juga mengingatkan, pemerintah mesti lebih giat lagi mendorong penggunaan teknologi yang lebih tinggi di gerbang tol. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadi bahaya yang semakin mengancam keberadaan petugas atau penjaga pintu tol.

Upaya antisipasi ini dilakukan oleh pemerintah dengan mendorong perusahaan operator jalan tol untuk meningkatakan keamanan bagi penjaga pintu tol. Dengn demikian, transaksi non tunai yang berlaku selama dua tahun terakhir tidak lagi memakan korban.

Darma menambahkan, ada teknologi yang dapat meningkatkan layanan transaksi di gerbang tol. Teknologi tersebut yakni on board unit (OBU) e-toll dan akan menempel pada semua jenis mobil

"Jadi orang tidak perlu tap lagi, di jalan tol tinggal lewat saja. Konsekuensinya ke depan industri otomotif harus didorong ketika menjual mobil sudah ada OBU," pungkasnya.*(Marsi Edon)

 

 

Artikel Terkait
Menhub: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk Perencanaan Kemenhub
J&T Express Bogor Resmikan Gateway Mesin Sortir Otomatis Berkecepatan 20 Ribu Paket/Jam
Mampu Gerakkan Ekonomi, Kemenperin Berikan Mesin dan Peralatan kepada 50 IKM Tenun di NTT
Artikel Terkini
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas