Jakarta, INDONEWS.ID -- Komisaris Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), Mochamad Fadjroel Rachman mengatakan Presiden harus menjadi panglima perang dalam melawan radikalisme dan intoleransi yang sekarang ini menjadi ancaman serius bangsa Indonesia.
"Presiden harus menjadi panglima perang dalam melawan paham radikalisme dan intoleransi yang sedang melanda bangsa ini," ujar Fajroel dalam Seminar Nasional bertajuk “Bebersih BUMN dari Radikalisme dan Korupsi, Benahi BUMDES Menjadi Perusahaan Big Data Centre Desa”, di Gedung Joeang, Jakarta Pusat, Senin (12/8).
Fadjroel menjelaskan, masalah intoleransi dan radikalisme terjadi hampir merata di seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari kelas bawah menengah dan atas.
Bahkan, menurut Fadroel, banyak Perguruan Tinggi mulai dari mahasiswa, dosen bahkan rektor seperti yang terjadi di ITB sudah terpapar paham radikalisme.
Tidak hanya perguruan tinggi, Fadjroel menduga banyak BUMN juga sudah terpapar paham radikalisme dan intoleransi. Maka dari itu, kementerian terkait harus melakukan riset yang mendalam untuk mempertanggungjawabkan dugaan ini secara ilmiah.
"Kementerian harus banyak melakukan riset untuk mempertanggungjawabkan secara ilmiah terkait dugaan dan argumentasi ini," tegasnya. (Rikardo)