Nasional

Waspadai Pihak-Pihak yang Benturkan Konsep Negara Pancasila dengan Agama

Oleh : very - Rabu, 08/05/2024 15:30 WIB

Pengamat Timur Tengah dan Terorisme, Muhammad Suaib Tahir, Lc, MA, Ph.D. (Foto: Ist)

 

Bogor, INDONEWS.ID - Sejak awal kemerdekaan relasi terkait komitmen kebangsaan dan keagamaan selalu memantik polemik yaitu terkait posisi agama dalam politik kebangsaan, atau sebaliknya.

Juga ketika pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan pasca Pemilu 2024, isu itu kembali dihembuskan oleh kelompok orang tertentu untuk kepentingan politik yang memicu terjadinya polarisasi dan ketegangan di tengah masyarakat. 

Pengamat Timur Tengah dan Terorisme, Muhammad Suaib Tahir, Lc, MA, Ph.D. mengatakan bahwa pasca pemilu banyak suara yang seakan-akan tidak puas dengan hasil pemilu tersebut. Lebih miris lagi banyak suara yang mulai tidak mempercayai proses demokrasi di negeri ini. 

“Yang lebih ironis lagi, ada pihak-pihak yang masih saja menggunakan isu alternatif sistem pemerintahan di Indonesia. Seperti misalkan khilafah yang dianggap akan menyelesaikan semua permasalahan,” ujar Suaib Tahir di Bogor, Rabu (8/5/2024).

Menurutnya, bangsa Indonesia yang sejak awal terdiri dari berbagai suku, ras dan agama ini memang rentan dengan berbagai masalah kebangsaan. Ia menilai, seharusnya kalau terjadi perselisihan di kalangan elit politik, semestinya masyarakat tidak perlu terpengaruh. 

“Masalah terjadi ketika masyarakat kita yang ada di bawah menjadi ikut-ikutan. Kita jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu lain yang berkembang. Apalagi yang dapat  menggiring kita untuk bercerai-berai atau menggiring kita untuk saling memusuhi antara satu dengan yang lain. Tentunya yang rugi kita sendiri,” tutur Suaib.

Lebih lanjut, anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menyampaikan bahwa pandangan-pandangan yang kadang menganggap bahwa Nation State itu sudah tidak layak lagi di negeri ini.

“Jawaban yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru. Namun memperkuat persatuan dan kesatuan sesuai dengan konsep negara bangsa seperti yang dicetuskan oleh para founding fathers bangsa ini melalui ideologi atau falsafah bangsa yaitu Pancasila,” ucapnya.

Dosen Pasca Sarjana di Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta itu mengungkapkan, Indonesia sudah memiliki falsafah bangsa yaitu Pancasila. Maka para generasi muda harus menggali ulang hal tersebut karena Indonesia sejatinya memang bukan negara agama, namun ideologi Pancasila sudah mengandung nilai-nilai agama. 

“Oleh karena itu jika ada pihak yang membenturkan agama dengan falsafah bangsa adalah hal yang keliru. Karena sesungguhnya falsafah negara dalam Pancasila semuanya terkandung nilai-nilai agama. Di mana ada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah maupun keadilan. Yang mana itu semua adalah  ajaran agama,” terang Direktur Damar Institute.

Dirinya menyebut bahwa sangat tidak relevan kalau masih ada pihak-pihak yang suka membentur-benturkan antara agama dan kebangsaan. Karena agama itu mengakui kebangsaan dan agama mengajarkan agar saling mengenal serta saling mengerti antara satu dengan yang lain juga dapat bertakwa kepada Allah SWT. 

“Jadi konsep kebangsaan atau national state di Indonesia sesungguhnya tidak bertentangan dengan agama,” tandas Kyai Suaib. ***

 

Artikel Terkait