INDONEWS.ID

  • Rabu, 25/09/2019 23:20 WIB
  • Soal Karhutla, BNPB: Pelaksanaan TMC Mampu Turunkan Titik Panas

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Soal Karhutla, BNPB: Pelaksanaan TMC Mampu Turunkan Titik Panas
Ilustrasi Penggunaan Hujan Buatan

Jakarta, INDONEWS.ID - Pelaksanaan penggunaan TMC (teknologi modifikasi cuaca) mampu menurunkan titik panas (hotspot) dalam menangani karhutla (kebakaran hutan dan lahan) di Indonesia.

Demikian dikatakan Plt. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Agus Wibowo dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 dengan tema "Penangangan Kesehatan, Pendidikan, dan Sosial Bencana Karhutla", bertempat di Ruang Serba Guna Gedung Utama Kemkominfo, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Baca juga : Soal Karhutla, Baru 5.000 Orang di Riau Dapat Pelayanan Safehouse dari Kemensos

Ia menambahkan dampak titik panas atau hotspot berkurang di Indonesia, lambat naun asap Karhutla mulai berkurang dan langit mulai tampak biru carah."Beberapa hari terakhir hujan berhasil mengguyur di wilayah-wilayah Sumatera dan Kalimantan," katanya lagi.

Menurut pantauan BNPB, data hujan dalam 24 jam terakhir terjadi di beberapa wilayah. Diantaranya Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Sehingga, dengan turunnya hujan membantu mengurangi titik panas atau hotspot di wilayah Indonesia pada hari ini.

Baca juga : Soal Karhutla, BPPT Lakukan Operasi Hujan Buatan di Provinsi Jambi

"Data BNPB mencatat jumlah hotspot turun, pada Senin lalu (23/9/2019) hotspot berjumlah 3.150 titik. Selang satu hari kemudian, hotspot turun pada angka 1.982 titik dan hari ini jadi 1.744 titik.

Kabar baik juga datang dari negara jiran, Malaysia. Dimana Malysia juga sempat mendapat `kiriman` asap dari karhutla di Indonesia dan kini sudah jauh berkurang.

Baca juga : Soal Karhutla, Menteri LHK Sebut 52 Perusahan Dalang Pembakaran Lahan Telah Disegel

Hal ini diceritakan pula oleh Agus Wibowo berdasarkan keterangan dari Kepala BNPB Doni Monardo yang bertukar kabar dengan temannya di Malaysia. Kepala BNPB mendapat kabar bahwa kabut asap sudah jauh berkurang dan publik Malaysia dapat beraktivitas seperti sedakala.

Agus Wibowo menambahkan bahwa sejak kedatangan Presiden Jokowi ke Riau pada 16 September 2019 lalu, program penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih diintensifkan. TMC lebih diintensifkan dengan menambah 4 pesawat, yaitu 2 di Riau untuk operasi di wilayah Sumatera dan 2 lainnya di Kalimantan.

Hingga saat ini, BPPT bekerjasama dengan BNPB dan BMKG terus mengoptimalkan operasi TMC yang tidak hanya mencakup Provinsi Riau saja, namun juga beberapa wilayah terdampak karhutla lainnya di tanah air, seperti sejumlah provinsi di Kalimantan.

"Tadi pagi, kita turunkan hujan lagi dan asap siap berlalu. Titik panas mulai turun terus. Kita akan jaga terus karena musim kemarau masih terus terjadi hingga Oktober ini. Tim kesehatan bekerja keras untuk menjaga ini tidak semakin besar lagi," pungkasnya.*(Rikardo)

 

Artikel Terkait
Soal Karhutla, Baru 5.000 Orang di Riau Dapat Pelayanan Safehouse dari Kemensos
Soal Karhutla, BPPT Lakukan Operasi Hujan Buatan di Provinsi Jambi
Soal Karhutla, Menteri LHK Sebut 52 Perusahan Dalang Pembakaran Lahan Telah Disegel
Artikel Terkini
Membaca Kerja Sama Trilateral Antara AS, Jepang dan Filipina dalam Konteks Geopolitik Asia Pasifik
Lembaga Pemeringkat Moodys Pertahankan Rating Kredit Indonesia sebagai Negara Layak Tujuan Investasi dengan Outlook Stabil
Mendagri: Halalbihalal Idulfitri 2024 Jadi Momentum Penguatan Internal yang Lebih Solid
J&T Cargo Beri Penghargaan Best Service Otlet
PJ Bupati Maybrat Pantau Proyek Pembangunan Dua Jembatan Strategis di Kampung Aisa
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas