Jakarta, INDONEWS.ID - Masifnya perkembangan dan penyerabaran paham radikalisme yang menyasar hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia, membuat pemerintah harus melakukan beragam strategi. Salah satu yang dinilai tepat adalah dengan menghidupkan kembali Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Wacana menghidupkan kembali mata pelarajan PMP ini nampak serius dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia. Namun kabarnya, pengajaran mengenai nilai Pancasila dalam PMP yang baru itu akan berbeda dengan yang sebelumnya pernah diterapkan.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat dikonfirmasi di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (9/10). Saat ini tim kementerian masih mengkaji konsep baru pelajaran PMP.
"Namanya kan tidak harus PMP, tidak harus PMP yang penting substansinya," kata Muhadjir.
Ia pun mengatakan telah menggelar dua kali pelatihan atau workshop di Jakarta dan Malang, yang secara khusus merembuk wacana ini.
"Butirnya [butir-butir pancasila] bisa dikurangi bisa ditambah, kita lihat nanti lah. Yang penting bahwa penanaman nilai itu berbeda dengan transfer pengetahuan," jelas Muhadjir
Namun menurut dia, masih terdapat perdebatan di tengah pembahasan itu. Misalnya, mengenai perlu atau tidak ada pemisahan materi antara pendidikan kewarganegaraan dan Pancasila.
"Sementara ini masih ada perbedaan, kalau saya meminta dipisah antara PKn dengan penanaman dan pengamalan nilai-nilai pancasila, ini harus pelajaran sendiri. Terutama pada jenjang pendidikan dasar, yakni SD dan SMP," tukas dia.
Untuk menjalankan wacana ini, Kemendikbud mengaku masih perlu menyusun payung hukum berupa peraturan pemerintah.
"Semakin cepat [dilaksanakan] semakin baik, ya diusahakan [bisa diterapkan] tahun depan. Ini masih dikaji. Karena ada PP yang mengatur, maka itu PP-nya masih dikaji," sambung dia lagi.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pada 2018 memunculkan wacana kembali memasukkan mata pelajaran PMP untuk menguatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini di lingkungan sekolah. *(Rikardo).