Jakarta, INDONEWS.ID - Salah satu cara merawat bangsa yang beragam seperti Indonesia ini adalah mengingat dan mengenang kembali semangat para pendahulu. Salah satunya adalah sejarah sumpah pemuda yang dirayakan setiap tanggal 28 Oktober. Hal itu agar generasi ini bisa memperoleh semangat yang sama seperti para pemuda itu.
Demikian dikatakan National Direktor of Gusdurian Network, Alissa Wahid dalam acara `Malam Soempah Pemuda` yang diselenggarakan oleh Federasi Advokat Republik Indonesia (FERARI) di Lantai 9, Aula Mandiri Tower, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (31/10/19).
"Sumpah pemuda itu penting karena merupakan moment penciptaan Indonesia. Seperti kita ketahui, ide indonesia itu pertama kali muncul dalam sidang para pemuda itu. Sebelumnya ya, tidak ada Indonesia. Memang sudah ada orang-orang Indonesia, tapi belum ada kesepakatan bersama," terang Alissa Wahid.
Alissa menjelaskan, masalah yang menjadi tantangan besar bangsa ini, hari-hari ini adalah pudarnya kesadaran dan rasa cinta tanah air. Hal ini tambahnya, karena kita kehilangan semangat untuk hidup harmonis dalam keberagaman.
Kita, lanjut Alissa, cendrung menyamakan perbedaan dan membedakan persamaan. Padahal, ini sangat melukai ide dasar terwujudnya bangsa ini yang dideklarasikan dalam malam sumpah pemuda kala itu. Bangsa Indonesia, tegasnya, lahir dan tercipta dari adanya keberagaan baik suku, agama, rasa, budaya dan bahasa namun memiliki semangat yang sama untuk hidup bersama.
"Gusdur pernah berpesan: yang sama jangan dibeda-bedakan, yang beda jangan disama-samakan," kutip Allisa mengenang kembali pesan ayahnya KH. Abdurahman Wahid semasa hidup.
Artinya, terang Alissa, Indonesia ada karena adanya keberagaman: jika tidak ada keberagaman, tidak perlu ada Indonesia. Ia lalu mengisahkan, sebelum sumpah pemuda, masing-masing membicarakan kepentingan kelompk dan golongannya.
Kongres pemuda waktu itu, di mana para pemuda itu berkumpul dengan semangat yang sama untuk memperjuangkan kemerdekaan dari bangsa Belanda. Namun ada satu hal mengganjal perjuangan mereka yakni masih menggunakan bahasa Belanda. Lalu munculah ide, bahwa para pemuda ini harus menemukan identitasnya sendiri. Lalu diputuskanlah penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu.
Setelah itu, para pemuda kemudian memperjuangkan arah langkah bangsa ini dengan semangat yang sama. Sehingga akhirnya pada 1945 bangsa ini memperoleh pengakuan secara legal.
"Sehingga, sumpah pemuda menjadi moment yang sangat penting dari perjalanan bangsa ini dari sejak awal berdirinya hingga saat ini. Untuk itu, kita harus selalu mengenangnya," tutup Allisa.*(Rikardo).