Jakarta, INDONEWS.ID - Rencana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wisnutama Kusbandio dan Wakil Menparekraf Angela Tanoesudibyo bakal menyulap Bali dan Toba lebih ramah wisman muslim memicu reaksi luas masyarakat Bali.
Sejumlah tokoh baik tokoh adat maupun politisi ramai-ramai menolak rencana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu. Mereka menilai, pernyataan Kemenparekraf mengerdilkan pariwisata Bali yang berdiri di atas keragaman budaya penduduknya dan sudah berlasung sekian puluh tahun.
Salah satu perancang kondang Indonesia, yang menjadi langganan para selelb Hollywood berdarah Bali asli, Niluh Putu Ary Pertami Djelantik atau yang lebih dikenal dengan nama Niluh Djelantik ikut bersuara. Tidak main-main, Ia langsung melayangkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi.
Dalam suratnya itu, Djelantik mengungkapkan kekecewaaannya atas rencana Menpar Wisnutama. Menurutnya, pernyataan Menpar asal bunyi dan tidak melalui studi yang matang.
Ia bahkan meminta Jokowi untuk memanggil dirinya Komang Priambada atau Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik memberikan kursus pendek GRATIS kepada Menpar Wisnutama soal budaya Bali dan keramahannya kepada wisatawan yang datang ke Bali.
"Jangan asal bunyi, kayak rombengan. Pernyataan itu, sangat membuat kami seolah tidak tahu bagaimana berperilaku ramah kepada wisatawan,"
Ia menegaskan, pelaku pariwisata Bali, tidak perlu menteri yang tidak paham budaya Bali dan Budaya Nusantara. Sebab, tambahnya, tanpa menteri Pariwisata sekalipun, pariwisata Bali tetap akan jalan.
"Yang membuat Pariwisata Bali hancur adalah Bom yang meluluh lantakkan Bali atas dasar kebencian antar sesama umat manusia," tegasnya.
Untuk itu, dirinya, mewakili masyarakat Bali, mengutuk keras pernyataan Wishnutama dan meminta presiden sebagai atasannya, menegurnya.
Lebih jauh, wanita bernama lain Komang Priambada ini juga mengisahkan, masyarakat Bali pada dasarnya sangat menghoramti nama `Wishnu` karena merupakan nama salah satu nama Dewa dalam kepercayaan Hindu.
"Ada 3 Dewa yang tak bisa dipisahkan dalam agama kami: Dewa Brahma (Pencipta alam semesta), Dewa Wisnu (Pemelihara Alam Semesta) dan Dewa Siwa (Pelebur Alam Semesta)," tulis Nih Luh Djelantik.*(Rikardo).