Jakarta, INDONEWS.ID - Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengundang
China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT) untuk mengadakan pertunjukan di tiga kota besar Indonesia pada Juli hingga Agustus 2017 mendatang. Pertunjukkan ini dilakukan bertepatan dengan perayaan ulang tahun DAAI TV Indonesia yang ke-10.
“Di tengah kehidupan yang tidak sempurna, mereka menampilkan kesempurnaan,” ujar Humas Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengomentari kemampuan
China Disabled People’s Performing Art Troupe, melalui siaran pers, Rabu (10/5/2017) malam.
Di dalam kelompok CDPPAT, terdapat sekelompok anak muda yang memiliki impian untuk menciptakan sebuah keajaiban.
“
China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT) telah berdiri sejak tahun 1987, sebuah panggung bagi para penyandang disabilitas untuk menampilkan keterampilan seni kelas dunia. CDPPATmenekankan dan mengedepankan agar setiap pertunjukan mereka berpegang pada nilai kebenaran, kebajikan, dankeindahan”.
Para pemain memiliki beragam latar belakang seperti tunarungu, tunanetra, dan keterbatasan fisik lainnya. Dengan dekorasi panggung yang spektakuler dan kostum yang elegan, mereka menampilkan tarian dan pertunjukan yang memesona.
Acara ini meliputi lagu, tarian klasik Tiongkok, tarian daerah, balet, tarian latin, tarian modern, drama musikal, musik jazz, musik instrumental, dan pertunjukan puisi isyarat tangan.
Selama 20 tahun ini, CDPPATmembuat pertunjukan yang luar biasa dengan tajuk “My Dream” yang telah diselenggarakan di lebih dari 90 negara.
Masyarakat internasional memberi mereka pengakuan dan apresiasi sebagai “Duta Keindahan dan Kemanusiaan”. Mereka juga mendapat julukan dari Kongres Difabel Sedunia sebagai “Duta bagi Penyandang Cacat di Dunia”.
[caption id="attachment_2646" align="alignnone" width="300"]
Salah satu pentasan China Disabled People’s Performing Art Troupe (CDPPAT).[/caption]
Kelompok ini ikut berpartisipasi dalam upacara penutupan paralimpiade di Athena dan pembukaan serta penutupan acara paralimpiade di Beijing. CDPPAT juga ditunjuk PBB sebagai “Seniman Perdamaian UNESCO”.
Pertunjukan seni profesional dan potensi kreativitas yang ditampilkan para anggota CDPPAT telah memotivasi para penyandang disabilitas.
Kehidupan mereka tidak selalu sempurna, ada yang tidak dapat melihat, ada yang tidak dapat mendengar, ada yang tak leluasa bergerak, namun “Kami selalu bermimpi dan mencoba, melihat cahaya di tengah kegelapan, mendengar nada di tengah kesunyian, mencari kesempurnaan di tengah kekurangan”.
“Kehidupan kami selalu mempunyai nilai, menampilkan keindahan bagi masyarakat, menghantarkan cintakasih bagi umat manusia, mempersembahkan keharmonisan bagi dunia,” demikian kesaksian kelompok CDPPAT tersebut. (Very)