Sosok, INDONEWS.ID - Salah satu misioaris dari ordo Serikat Sabda Allah atau yang biasa dikenal SVD Pater Stanislaus O`Grabek tutup usia di Rumsah Sakit Vinsensius A Paulo Surabaya, pada (15/2/2020).
Semasa hidupnya,Pater Stanis banyak menghabiskan waktunya bermisi di Manggarai, Flores Barat dan dikenal masyarakat Manggarai Raya sebagai Bapak Perintis Pembangunan.
Karyanya sangat dirasakan oleh masyarakat Manggarai secara khusus masyarakat Satarmese Barat. Ruas jalan dari cabang Cancar sampai Todo, melewati Kebe Gego yang terkenal dengan sisi jalan yang curam, Narang hingga Dintor adalah beberapa karya nyata beliau.
Kepergian sang bapak perintis pembangunan Manggarai ini pun tentunya meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Manggarai secara khusus bagi warga Satarmese.
Berikut ini adalah sebuah kiriman tulisan dari konfrater almarhum Pater Wilfried Babun, SVD yang memberikan kesaksian sepintas tentang sosok Pater Stanislaus O`Grabek, SVD. Tulisan ini dinarasikan kembali oleh Gerard N. Bibang.
Sedih Sekaligus Bangga
SEDIH mendengar kepergiannya kemarin. Terharu. Tapi sekaligus bangga krn serikat kami, SVD boleh memilikinya, khususnya SVD Provinsi Ruteng.
Saya secara pribadi sbg konfraternya di Ruteng merasakan semua hal itu, campur aduk. Di atas segala-galanya bagiku, Tuang Stanis adalah seorang SVD senyata2nya yang menghayati inkarnasi sabda paling nyata, yaitu mati utk kebudayaan sendiri demi memberi hidup untuk kebudayaan lain.
Inilah jiwa SVD yang membuat serikat ini bertahan berabad-abad. Konfraterku Pater Stanis, bergabunglah bersama Arnold Janssen dan Josef Freinademetz di sana. Tunggu kami e...dan doakan kami anak2mu di keuskupan Ruteng.
Kuda Pun Keringat
Saya bertemu Pater Stanis Ograbek di komunitas Soverdi Surabaya. Lupa tahunnya kapan. Saya mau tahu dengar sendiri cerita tentang jembatan gantung, yang banyak diceritakan orang.
" Tuang Stanis, saya dengar orang takut mau lewat e"
Lalu dia ajak saya jalan2 dan berkata: " Setelah jembatan itu selesai, masyarakat masih tetap ragu, takut utk lewat.. Bagaimana saya berupaya untuk meyakinkan mereka semua..
Wilfrid bayangkan apa dan bagaimana?"
Spontan saya jawab, " tidak tahu."
Sambil berdua jalan sante ke halaman depan SOVERDI," katanya lagi:" Saya ambil kuda saya yg terbaik. Saya naik di atas punggung kuda itu. Sekali saya sentuh dg kaki di bagian perutnya, kuda kesayangan itu jalan. Tok tak tok tak... melangkah.
Dan sampai di sebelah," Banyak umat tepuk tangan dan kagum.."
Ini saya mau yakinkano bahwa jembatan ini aman, sangat aman. Kuda saja bisa lewat, malah kuda yang saya tunggang bisa, apalagi manusia...
Dan ini yang menarik, Wilfried: begitu sampai di sebelah, saya keringat, kuda pun keringat..". Hahahahahaha. Saya terpingkal2 sambil pegang perut sementara dia hanya tersenyum.
Juru Selamat Kedua
Ini satu testimoni dari Narang. Suatu waktu Tuang Lorenzo, mantan pastor Narang, minta bantuan saya utk misa. Lokasinya dekat pastoran.
Waktu kotbah saya coba sentil sosok fenomenal Tuang Stanis, sambil juga saya sandingkan dengan Tuang Franz Mezaros.
Intinya, para misionaris tempo doeloe itu, terkenal hebat, luar biasa. Dan terkadang bisa disebut " gila" (tanda petik). Kebe Gego sangat dekat dengan aroma pater Stanis.
Dan setelah misa, kami masih bercerita dengan sangat entusias tentang Pater Stanis. Dan yang ini bikin saya tersentak.
"Bagi kami orang Satarmese, Todo, ada dua juru selamat dunia. Pertama: Yesus Kristus. Dan juru selamat kedua, Pater Stanis Ograbek".
Saya tertegun, diam. Satu testimoni dari hati!*(Rikardo).