INDONEWS.ID

  • Jum'at, 17/04/2020 22:30 WIB
  • Heboh Stafsus Millennial Istana: Hasil Proses Rekrutmen yang Buruk?

  • Oleh :
    • indonews
Heboh Stafsus Millennial Istana: Hasil Proses Rekrutmen yang Buruk?
Muhammad AS Hikam. (Foto: ist)

Oleh: Muhammad AS Hikam*)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Tebakan saya, salah satu tujuan Presiden Jokowi (PJ) mengangkat stafsus millennial adalah agar mereka itu bisa menjadi teladan baik bagi generasi muda RI. Kalau tebakan itu ada benarnya, saya menganggap hal tersebut perlu diapresiasi dan bahlan, jika berhasil, dipuji sebagai eksperimentasi politik yang positif bagi NKRI.

Sayangnya, belum setahun mereka diangkat tapi sudah mulai mempreteli dan malah meriskir jadi beban bagi sang Presiden.

Bagaimana tidak? Sudah dua di antara para stafsus "kinyis-kinyis" itu bikin heboh di blantika politik nasional. Bukan karena keduanya menjadi teladan yang baik bagi para muda, tetapi malah menjadi "pelopor" dalam praktik pelanggaran hukum dan etika.

Media dan media sosial beberapa hari ini dipenuhi dengan labar dan opini serta analasia tentang ulah dua stafsus milennial Presiden Jokowi, Andi Taufan GP dan Belva Devara, yang diduga menyalah gunakan posisi mereka untuk kepentingan perusahaan pribadi. Sorotan, kritik, dan komentar publik nyaris tak ada yang positif terhadap kasus kedua stafsus tersebut dan bahkan usul agar Presiden Jokowi memecat atau meminta yang bersangkutan untuk mundur sangat kuat.

Hemat saya, hal ini bisa menjadi pelajaran yang baik bagi para pemimpin agar dalam melakukan rekrutmen SDM  memperhatikan dan menerapkan proses yang terbuka dan profesional, termasuk memakai pola "fit & proper test". Kendati dalam kasus para staff khusus Presiden ini ada elemen hak prerogatif Presiden sekalipun, tetapi tetap saja perlu untuk melakukan seleksi ketat. Toh milennials yang berkualitas di negeri ini juga bejibun!

Alangkah sayangnya jika tujuan baik sang Presiden memberikan kesempatan kepada para milennials untuk berbakti kepada bangsa dan negara, serta teladan baik bagi generasi muda, malah berbalik menjadi liability. Dan semangat anak muda yang ingin mengikuti jejak mereka menjadi berkurang gegara merebaknya sinisisme terhadap perilaku mereka.

*) Penulis adalah pengamat politik dari President Universtity.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap
Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu Tertinggi di Kawasan Asia Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas