INDONEWS.ID

  • Sabtu, 16/05/2020 16:30 WIB
  • Melihat Efektivitas Penutupan Sekolah dalam Menekan Laju Penyebaran Virus Corona

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Melihat Efektivitas Penutupan Sekolah dalam Menekan Laju Penyebaran Virus Corona
Kota Jakarta di hari pertama penetapan PSBB (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Semenjak pandemi covid-19 melanda, pemerintah di berbagai belahan dunia telah menetapkan sekolah dan institusi pendidikan ditutup sementara untuk menghentikan penyebaran virus Corona. Tapi seberapa efektif penutupan sekolah ini memperlambat penyebaran Covid-19?

Penelitian di Wuhan, kota di China di mana wabah pertama kali muncul, menyatakan penutupan sekolah bisa mengurangi penyebaran virus hingga 40- 60 persen dan menunda meluasnya epidemi.

Baca juga : Prof Tjandra Raih Rekor MURI Sebagai Penulis Artikel COVID-19 Terbanyak di Media Massa

Kajian yang mengeksplorasi bagaimana perubahan pola kontak yang telah membentuk dinamika wabah Covid-19 di China baru-baru ini dipublikasikan di majalah Science.

Pemerintah China memerintahkan penutupan sekolah dan universitas termasuk juga dunia usaha sejak munculnya virus Corona di Wuhan, untuk menghentikan wabah.

Baca juga : Menko Airlangga: Pandemi Covid-19 Sadarkan Pentingnya Kemandirian Sektor Kesehatan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan

Penelitian ini menguji dampak aksi jaga jarak sosial yang diterapkan secara agresif dan penutupan sekolah untuk menghentikan penularan di Wuhan dan Shanghai.

Walaupun anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi, tingkat kontak mereka yang tinggi membuat mereka bisa jadi vektor atau perantara.

Baca juga : Covid Berubah Status, Peralihan ke Endemi Kuncinya Partisipasi Masyarakat

Jika sekolah tetap dibuka, anak-anak memiliki sekitar tiga kali lebih banyak kontak daripada orang dewasa dan tiga kali lebih banyak kesempatan untuk terinfeksi. Tetapi penutupan sekolah berpotensi mengurangi 40-60 persen, kata penelitian itu.

Peneliti mengembangkan model untuk memperkirakan dampak menggunakan data seberapa sering orang berinteraksi dan di mana. Mereka menganalisis data survei kontak untuk Wuhan dan Shanghai sebelum dan selama wabah dan melacak informasi kontak dari Provinsi Hunan.

"Kontak harian berkurang 7-8 kali lipat selama periode jarak sosial Covid-19, dengan sebagian besar interaksi terbatas pada rumah tangga," jelas penelitian tersebut, dilansir dari Alarabiya, Sabtu (16/5).

Temuan ini relevan dengan pilihan kebijakan kontrol pemerintah dan pembuat kebijakan pada saat negara-negara di seluruh dunia melonggarkan lockdown.

Penelitian ini juga menemukan, anak-anak 0-14 tahun kurang rentan terhadap infeksi Covid-19 dibandingkan orang dewasa yang berusia 15-64 tahun; sementara orang di atas 65 tahun lebih rentan terhadap infeksi.

Para peneliti dari Universitas Anglia Timur yang berbasis di Norwich juga menemukan, menutup sekolah adalah salah satu metode paling efektif untuk mengendalikan virus.

Penelitian ini mengacu pada keberhasilan dari penerapan jaga jarak sosial di 30 negara Eropa, menutup sekolah di Eropa adalah intervensi paling efektif untuk mengendalikan Covid-19.

Artikel Terkait
Prof Tjandra Raih Rekor MURI Sebagai Penulis Artikel COVID-19 Terbanyak di Media Massa
Menko Airlangga: Pandemi Covid-19 Sadarkan Pentingnya Kemandirian Sektor Kesehatan dan Penyediaan Sarana dan Prasarana Kesehatan
Covid Berubah Status, Peralihan ke Endemi Kuncinya Partisipasi Masyarakat
Artikel Terkini
Mendagri Minta Pemerintah Daerah Jaga Stabilitas Laju Inflasi Usai Libur Lebaran
Kerja Sama dengan Koso Nippon, BSKDN Kemendagri Harap Daerah Terapkan Review Program
Kemendagri: Jadikan Musrenbang sebagai Wadah Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Kerja Sama Indonesia-Singapura Terus Berlanjut, Menko Airlangga Bahas Isu-Isu Strategis dengan Menteri Luar Negeri Singapura
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas