INDONEWS.ID

  • Rabu, 05/08/2020 23:30 WIB
  • Pilkada Serentak 2020 Momentum Mesin Penggerak Penanganan Covid-19

  • Oleh :
    • Mancik
 Pilkada Serentak 2020 Momentum Mesin Penggerak Penanganan Covid-19
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.(Foto: Puspen Kemendagri)

Indramayu, INDONEWS.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020 di 270 daerah merupakan momentum mesin penggerak penanganan Covid-19.

Menurut Tito, semua calon kepala daerah memiliki kekuatan politik. Jika ini digerakkan, maka mereka akan bekerja selain ingin memenangkan Pilkada juga untuk memutus mata rantai Covid-19.

Baca juga : Kuasa Hukum: Ada Tendensi KPU Kabupaten Bandung Langgar UU Pilkada 2020

"Bagaimana kita membuat mesin, dan bagaimana mesin itu bergerak. Saya melihat ada satu momentum yang bisa membuat daerah ini bergerak yaitu momentum Pilkada, karena Pilkada ini pertarungan kekuasaan, jumlah daerah 270 ini pertarungan ini bagi seorang kepala daerah, tapi begitu ada Pilkada all out semua mesin dikeluarkan juga," kata Tito di Indramayu, Jawa Barat, Rabu,(5/08/2020)

Ketidakpastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir menyebabkan kehidupan harus tetap berjalan dengan tatanan kenormalan baru atau new normal, tak terkecuali dalam demokrasi dan pemilihan kepala daerah sebagai amanat konstitusi.

Baca juga : Pelantikan 178 Kepala Daerah Secara Serentak Berjalan Lancar Indikator Sukses Pilkada 2020

Oleh karenanya, memanfaatkan momentum Pilkada untuk bertarung gagasan adalah salah satu cara untuk membuat mesin penanganan Covid-19.

"Oleh karena itulah settingnya, tema besarnya adalah harus bangun bersama para kepala daerah dalam rangka penanganan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya di tengah Pilkada, dengan tema besar itu maka kita mulai atur juga settingnya, settingnya di KPU kami sudah kompak membuat aturan yang berhubungan dengan penanganan Covid, misalnya untuk materi debat adu gagasan mengenai Covid,” bebernya.

Baca juga : Pilkada di Kediri dan Ngawi, Calon Tunggal Menang Telak Versi Quick Count

Kondisi pandemi menyebabkan Covid-19 dan dampak sosial-ekonominya menjadi bagian dari problem sosial yang harus diatasi bersama. Pilkada akan menjadi momentum emas untuk menciptakan mesin-mesin pergerakan penanganan Covid-19, di samping sebagai pelaksanaan amanat konstitusi itu sendiri.

"Misalnya untuk materi debat adu gagasan mengenai Covid, yang kira-kira tidak punya adu gagasan ya jangan dipilih. Kasihan (karena) problem besar masyarakat ini masalah Covid dan dampak sosial-ekonominya, dan problem negara, dunia. Selain debat itu, kemudian di aturan-aturan lain juga diatur mengenai alat peraganya (alat peraga kampanye). Alat peraganya ganti (menjadi) masker, hand sanitizer, sehingga terjadi dua proses, demokrasi berjalan kemudian penanganan Covid juga menjadi masif,” tutupnya.*

Artikel Terkait
Kuasa Hukum: Ada Tendensi KPU Kabupaten Bandung Langgar UU Pilkada 2020
Pelantikan 178 Kepala Daerah Secara Serentak Berjalan Lancar Indikator Sukses Pilkada 2020
Pilkada di Kediri dan Ngawi, Calon Tunggal Menang Telak Versi Quick Count
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas