INDONEWS.ID

  • Minggu, 23/08/2020 17:15 WIB
  • `Urat dan Aksara,` Puisi-puisi Gerard N Bibang

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
`Urat dan Aksara,` Puisi-puisi Gerard N Bibang
Gerard N. Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menabiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta.

Pekan ini, kita kembali menimba arti dan makna dari setiap peristiwa hidup melalui susunan huruf dan rangkaian aksara-aksara tertata yang syarat makna dari petani humaniora Gerard N Bibang. 

Sekiranya, membaca baris-baris sajak yang ditulis sang penyair, kita boleh menyadari betapa kuatnya energi sebuah kata atau aksara dalam mendalami makna dan arti sebuah peristiwa atau pengalaman dan segala yang dicari dalam ziarah perjalanan hidup ini.

Sehingga, gairah hidup, terutama untuk memupuk rasa syukur akan semua pengalaman dan peristiwa hidup semakin terus bergeliat dalam relung sanubari. Sebab, semuanya itu membawa kita semakin dekat dengan sang pencipta.

Sekiranya juga, kita tidak tergoda untuk memburu segala sesuatu yang berwujud. Dalam hidup ini, ada kebenaran yang tak berwujud, namun sungguh ada, seperti nilia-nilai kehidupan. Selain itu, kiranya mata hati kita tak pernah lepas pandang pada nikmat-nikmat surgawi dan tertipu oleh nikmat-nikmat ragawi yang ilusif. Semoga terhibur.

 

URAT

memburu wujud
waktu memercik perih
sembari menabuh rasa yang tak tergerus
menggelorakan gemuruh dalam sanubari
untuk sebuah alasan yang abadi
bukan urat yang kutabuh
bukan nikmat-nikmat raga yang kuraih

KUNCUP BASAH

senandung simfoni menembus tubuh
menyingkapkan rahasia kematian
air mata bergelantungan di pipi hingga paruh dagu
menyerapi kuncup-kuncup basah
melelehi puncak-puncak kerinduan

KUNANG-KUNANG

kesadaran bahwa semua telah menjadi kenangan
tinggal bunga api melesat hendak membakar langit
membayangkannya kembali seperti ketimpa hujan kunang-kunang
lambang menerangi lebamnya dendam
bahasa lain dari kasih yang tak pernah mati
ketahuilah, oh kekasih

KEMUDI

termangu sendiri, sepi
di tengah amukan ramai
cara terbaik kemudi diri
memadamkan gemuruh dada dan kepala
menahan beban kepedihan

AKSARA

di sebrang, di sebrang sana
bukan sekadar batu
adalah aksara yang selalu berwarta
cinta yang dulu dimulai tidak tergerus waktu

*(gnb:tmn aries:jkt:jumat:21.8.20)

*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Kemendagri Tekankan Peran Penting Sekretaris DPRD Jaga Hubungan Harmonis Legislatif dengan Kepala Daerah
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas