Pekan ini, kita kembali menimba arti dan makna dari setiap peristiwa hidup melalui susunan huruf dan rangkaian aksara-aksara tertata yang syarat makna dari petani humaniora Gerard N Bibang.
Sekiranya, membaca baris-baris sajak yang ditulis sang penyair, kita boleh menyadari betapa kuatnya energi sebuah kata atau aksara dalam mendalami makna dan arti sebuah peristiwa atau pengalaman dan segala yang dicari dalam ziarah perjalanan hidup ini.
Sehingga, gairah hidup, terutama untuk memupuk rasa syukur akan semua pengalaman dan peristiwa hidup semakin terus bergeliat dalam relung sanubari. Sebab, semuanya itu membawa kita semakin dekat dengan sang pencipta.
Sekiranya juga, kita tidak tergoda untuk memburu segala sesuatu yang berwujud. Dalam hidup ini, ada kebenaran yang tak berwujud, namun sungguh ada, seperti nilia-nilai kehidupan. Selain itu, kiranya mata hati kita tak pernah lepas pandang pada nikmat-nikmat surgawi dan tertipu oleh nikmat-nikmat ragawi yang ilusif. Semoga terhibur.
URAT
memburu wujud
waktu memercik perih
sembari menabuh rasa yang tak tergerus
menggelorakan gemuruh dalam sanubari
untuk sebuah alasan yang abadi
bukan urat yang kutabuh
bukan nikmat-nikmat raga yang kuraih
KUNCUP BASAH
senandung simfoni menembus tubuh
menyingkapkan rahasia kematian
air mata bergelantungan di pipi hingga paruh dagu
menyerapi kuncup-kuncup basah
melelehi puncak-puncak kerinduan
KUNANG-KUNANG
kesadaran bahwa semua telah menjadi kenangan
tinggal bunga api melesat hendak membakar langit
membayangkannya kembali seperti ketimpa hujan kunang-kunang
lambang menerangi lebamnya dendam
bahasa lain dari kasih yang tak pernah mati
ketahuilah, oh kekasih
KEMUDI
termangu sendiri, sepi
di tengah amukan ramai
cara terbaik kemudi diri
memadamkan gemuruh dada dan kepala
menahan beban kepedihan
AKSARA
di sebrang, di sebrang sana
bukan sekadar batu
adalah aksara yang selalu berwarta
cinta yang dulu dimulai tidak tergerus waktu
*(gnb:tmn aries:jkt:jumat:21.8.20)
*) Gerard N Bibang adalah dosen sekaligus penyair kelahiran Manggarai, Flores NTT. Ia adalah penyair yang menahbiskan dirinya sebagai petani humaniora. Gerard saat ini berdomisili di Jakarta