INDONEWS.ID

  • Selasa, 15/12/2020 13:31 WIB
  • Survei Capres 2024, AHY dan Munculnya Kerinduan Sosok Murni yang Belum Tercemar Secara Politik

  • Oleh :
    • very
Survei Capres 2024, AHY dan Munculnya Kerinduan Sosok Murni yang Belum Tercemar Secara Politik
Koordinator Indonesian Democratic (IDE) Center Girindra Sandino. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Walau Pemilihan Presiden masih lama sekitar empat tahun lagi, namun sejumlah lembaga survey belakangan mulai merilis hasil surveinya terkait elektabilitas bursa calon presiden yang pantas dan layak untuk duduk di kursi nomor satu di Republik Indonesia.

Litbang SINDO Media misalnya, sejak 24 November 2020, melakukan survei online yang hasilnya tampak deretan tokoh nasional masuk dalam bursa Calon Presiden (Capres) 2024. Per 8 Desember 2020, posisi puncak ditempati oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang didukung oleh 51 persen responden. Selain kharismatik dan tegas, Ganjar Pranowo setidaknya membawa perubahan yang lumayan signifikan di Jawa Tengah.

Baca juga : Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris

Anies Baswedan  berada di posisi kedua dengan dipilih 21% responden dari total 1.108 responden. Yang menarik adalah posisi ketiga, terdapat dua nama dengan skor yang sama, yaitu 5 persen yaitu Prabowo Subianto yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang dikenal sebagai tokoh politik, yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Posisi terkahir, yang kelima, yakni Gatot Nurmantyo, mantan panglima TNI turut dijagokan oleh 3% responden.

Koordinator Indonesian Democratic (IDE) Center Girindra Sandino mengatakan survei tersebut menarik karena memunculkan tokoh muda dalam bursa capres 2024. Selain itu, ada beberapa alasan menariknya survei tersebut.

Baca juga : Inggris Memberikan Dukungan dan Berbagai Pengalaman dengan Indonesia untuk Bergabung Ke CPTPP

Pertama, survei tersebut memberikan perhatian lebih adalah munculnya tokoh politik muda, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai Ketua Umum DPP Demokrat. Beliau juga Putra Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang kita kenal dengan sebutan SBY. Tentu meraih angka 5 (lima) persen yang sama dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Partai Gerindra merupakan prestasi yang tidak bisa diremehkan,” ujar Girindra melalui siaran pers di Jakarta, Selasa (15/12).

Girindra mengatakan, memang tidak aneh publik tertarik oleh tokoh muda AHY.  Meski potensi AHY biasa saja, publik bisa membaca rekam jejaknya di mana dia keluar dari tentara yang karirnya sedang gilang gemilang untuk ingin menjadi seorang pemimpin dan seperti memiliki mimpi besar dan hasrat kuat untuk mengubah hidup bangsa dan negaranya lebih maju dan makmur. Apalagi, katanya, saat ini Indonesia sedang mengalami krisis pemimipin di ringkat elite.

Baca juga : Jimly: Etika Adalah Kunci Kemajuan Bangsa di Masa Depan

Kedua, di samping membaca rekam jejak positif AHY, publik saat ini atau di Pemilu 2024 membutuhkan “penyegaran” politik dari kejenuhan oligarkhi politik yang didominasi kaum tua. Publik juga sangat ingin perubahan nyata dalam segala lini kehidupan berbangsa dan bernegara ke arah yang lebih maju dan makmur.

Ketiga, munculnya AHY dalam bursa Capres 2024 berarti munculnya regenerasi politik dan mendapat dukungan media dan publik. Semacam ada kerinduan terhadap sosok yang pure (murni), yang dapat menjadi magnet politik dan membangkitkan animo publik untuk bersama berpartisipasi dengan tokoh politik muda yang belum tercemar atau ‘tercela secara politik’,” ujarnya.

Keempat, AHY merupakan sosok tokoh muda yang memiliki sifat kepemimpinan yang berkarakter, memilki kepribadian dan tauladan yang baik, memiliki intelektualitas yang tinggi, kredibilitas, integritas serta sosok solidarity maker.

Kelima, AHY memiliki karakater kepemimpinan “situasional”, yang dibutuhkan Indonesia saat ini.  

Mittah Thoha (2007), dalam bukunya berjudul, "Kepemimpinan dalam Manajemen", Halaman 63-64, mengatakan "kepemimpinan situasional merupakan kepemimpinan yang didasarkan pada saling keterkaitan hal-hal berikut: jumlah petunjuk dan pengarahan yang diberikan pemimpin; jumlah dukungan semi-emosional yang diberikan pemimpin; dan tingkat kesiapan atau kematangan para pengikut yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas khusus, fungsi, atau tujuan tertentu”.

“Kematangan (maturity) dalam kepemimpinan situasional dapat dirumuskan dari kemauan orang-orang untuk bertanggung jawab dalam mengarahkan perilakunya sendiri. Pemimpin situasional itu tahu situasi, kontekstual, adaptif, mampu mendeteksi hal yang berkembang, mengetahui persis dan detail sumberdayanya, mandiri, bertanggung jawab. Juga pemimpin situasional itu bergerak cepat dan tidak ragu untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan dinamika perubahan, serta yang terpenting didukung oleh para pengikut yang tahu persis apa yang hendak mereka lakukan. Sifat kepemimpinan situasional itu kelak ada di anak muda ini, yakni AHY,” ujar Girindra.

Keenam, gagalnya politik identitas yang diterapkan pada pemilu 2019 lalu memberikan pelajaran berarti bagi kita, masyarakat dan para pemimpin bangsa ini. Oleh karena itu AHY harus memiliki strategi ke-Nusantaraan. Dalam sebuah negara yang masyarakatnya beragam, untuk meraih simpati rakyat Indonesia diperlukan strategi kebudayaan, kembali kepada “fitrah nasional” sebagai bangsa Indonesia.

Strategi Kebudayaan, kata Girindra, secara umum merupakan revitalisasi, rekontekstualisasi dan reaktualisasi Budaya Nusantara yang secara umum meliputi perwujudan Wawasan Nusantara, bertolak dari landasan konstitusional pasal 25 A UUD 1945 yakni Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah  negara kepulauan yang bercirikan Nusantara, dan mengakomodasi kearifan lokal Nusantara kedalam visi-misinya. Kemudian mengajak publik untuk kembali menjaga, memelihara dan mempertahankan warisan budaya (cultural heritage) Nusantara, baik “tangible cultural heritage” maupun “intangible cultural heritages”.

Pengembangan budaya politik Nusantara, kata Girindra, yang pada satu sisi dapat mendukung lahirnya pemerintahan dan kepemimpinan nasional efektif, dan pada sisi lain mampu menjaga integritas serta kedaulatan Negara. “Kami yakin strategi ini dapat mengkapitalisasi modal sosial dan politik AHY dalam meraih simpati rakyat Indonesia,” ujarnya. (Very)

 

Artikel Terkait
Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris
Inggris Memberikan Dukungan dan Berbagai Pengalaman dengan Indonesia untuk Bergabung Ke CPTPP
Jimly: Etika Adalah Kunci Kemajuan Bangsa di Masa Depan
Artikel Terkini
Pataka 83 Gelar Halal bi Halal, Silaturahmi sekaligus Temu Kangen
Pertemuan Menko Airlangga Meminta dengan Menteri Iklim, Lingkungan dan Energi Inggris
Inggris Memberikan Dukungan dan Berbagai Pengalaman dengan Indonesia untuk Bergabung Ke CPTPP
Relawan GARIS Dukung Ridwan Kamil Maju Pilgub Jakarta 2024
Jimly: Etika Adalah Kunci Kemajuan Bangsa di Masa Depan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas