INDONEWS.ID

  • Rabu, 17/02/2021 20:30 WIB
  • Peneliti LIPI Sebut Pendekatan Nonmiliter Efektif Akhiri Konflik di Intan Jaya Papua

  • Oleh :
    • Mancik
Peneliti LIPI Sebut Pendekatan Nonmiliter Efektif Akhiri Konflik di Intan Jaya Papua
Ratusan warga mengungsi akibat konflik bersenjata antara KKB dan aparat keamanan di Kabupaten Intan Jaya, Papua.(Foto:Dokumen Paroki St.Misael Bilogai)

Jakarta, INDONEWS.ID - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk Papua, Adriana Elisabeth mengatakan, pemerintah perlu memikirkan pendekatan nonmiliter dalam menyelesaikan konflik yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya maupun secara keseluruhan di Papua. Menurut Adriana, kebijakan tanpa menggunakan senjata dinilai sangat efektif untuk menyelesaikan kekerasan bersenjata yang terus berlangsung di Papua.

Adriana Elisabeth menjelaskan, pemerintah selama cenderung menggunakan pendekatan keamanan dengan mengirim pasukan bersenjata untuk menghentikan kekerasan bersenjata di Papua. Kenyataannya, konflik terus berlangsung tanpa henti bahkan mengobarkan masyarakat sipil.

Baca juga : Buka Musrenbang Provinsi Papua Barat, Wamendagri Ingatkan Pentingnya Sukseskan Pilkada Serentak

"Penegakan hukum secara tegas terhadap pelaku kekerasan siapa pun pelakunya dan juga motivasinya. Pendekatan keamanan untuk mengembalikan rasa aman warga Papua khususnya masyarakat kampung di Intan Jaya. Pendekatan lain adalah non-militer atau gencatan senjata untuk memulihkan stabilitas dan keamanan agar pembangunan dapat dilanjutkan," kata Adriana Elisabeth melalui keterangan tertulisnya kepada Indonews.id di Jakarta, Rabu,17/02/2021)

Lebih lanjut ia menjelaskan, akar konflik Papua sebenarnya sangat beragam. Salah satunya yakni karena politik ideologi (NKRI versus Papua Merdeka). Selain itu, ada kepentingan pragmatis untuk mendapatkan kebutuhan logistik.

Baca juga : BPSDM Kemendagri Dukung Peningkatan Kapasitas ASN melalui Diklat di DOB Papua

Untuk mengurai seluruh permasalah tersebut, kata Elisabeth, perlu terobosan penting dari pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah. Pemerintah perlu memikirkan pendekatan terbaik sehingga masyarakat tidak menjadi korban.

"Pusat dan Daerah perlu merancang bersama pendekatan terbaik untuk mencegah ataupun mengatasi berulangnya konflik kekerasan di wilayah Papua," ungkap Elisabeth.

Baca juga : Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua

Pemerintah pusat juga perlu memikirkan kearifan lokal dan kekuatan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan kekerasan bersenjata di Papua. Kekayaan adat dan istiadat masyarakat Papua harus dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk menyelesaikan seluruh persoalan di tanah Papua.

Pemerintah Pusat sedapat melibatkan Pemda dalam menyelesaikan persoalan yang ada. Hal ini penting agar terjadi kesepahaman bersama dalam melihat persoalan yang sesungguhnya terjadi di wilayah di Papua.

"Selain memahami aspek HAM untuk menghindari korban jiwa dr pihak masyarakat sipil maupun dengan memahami konteks lokal Papua secara sosial kultural, topografi dan ekologi Papua. Setiap keputusan politik nasional harus dikomunikasikan dengan Pemda, sehingga mencegah kesalahpahaman dan disinformasi yang berpotensi menjadi berita negatif atau juga hoaks. Manajemen informasi di daerah konflik seperti Papua sangat krusial dan urgen ditata kembali," pungkasnya.*

 

 

 

 

 

 

Artikel Terkait
Buka Musrenbang Provinsi Papua Barat, Wamendagri Ingatkan Pentingnya Sukseskan Pilkada Serentak
BPSDM Kemendagri Dukung Peningkatan Kapasitas ASN melalui Diklat di DOB Papua
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Artikel Terkini
Kemendagri Dorong Konsistensi Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kisah AO PNM Mekaar, Keluar Zona Nyaman untuk Beri Kenyamanan Keluarga
Paskah 2024, ASN DKI Jakarta Berwisata Bersama 500 Anak Panti Asuhan
Banjir Rendam Satu Desa di Subulussalam, Aceh
Dansatgas Yonif 742/SWY Kunjungi Salah Satu SD Darurat di Perbatasan RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas