INDONEWS.ID

  • Senin, 10/05/2021 19:28 WIB
  • Agar Jadi Negara Super Power, RI Harus Lepas dari Tiongkok dan Jadi Diri Sendiri

  • Oleh :
    • very
Agar Jadi Negara Super Power, RI Harus Lepas dari Tiongkok dan Jadi Diri Sendiri
Ekonom Senior Dr Rizal Ramli. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Mantan Menko Perekonomian Dr. Rizal Ramli menyerukan bahwa Indonesia bisa menjadi negara super power jika melepaskan diri dari ketergantungan terhadap negara Tiongkok (RRC).

Baca juga : Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF

Karena itu, kata Mantan Menko Kemaritiman itu, kini saatnya Indonesia menggeser politik luar negerinya yang pro terhadap kepentingan Beijing menjadi pro terhadap kepentingan sendiri di dalam negeri.

“Ini waktunya menggeser politik luar negeri dan investasi kita, dari sangat pro RRC, antek Beijing jadi negeri kita sendiri. Ini kesempatan Indonesia jadi negeri super power,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta, belum lama.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara

Mantan Kepala Bulog itu menguraikan bahwa ada tiga negara yang diprediksi para analis akan menjadi super power dalam 10 tahun mendatang. Ketiga negara itu yakni Vietnam, India, dan Meksiko.

Ekonom senior itu mengatakan jika pemerintahan Joko Widodo diisi oleh orang-orang hebat maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menyodok di urutan keempat ekonomi terbesar.

Namun, katanya, pemerintanhan tidak cukup hanya diisi oleh orang hebat. Mereka juga harus mampu keluar dari jerat ketergantungan dengan negeri Tiongkok.

Menko Perekonomian pada era Presiden Abdurrahman Wahid itu menegaskan bahwa Indonesia harus mulai menggeser kiblat politik luar negeri dan investasi di dalam negeri. Indonesia harus jadi negeri sendiri dengan mengutamakan kepentingan rakyat untuk bisa menjadi negara yang super power.

Rizal Ramli menilai bahwa pemerintah saat ini sudah sangat pro dengan RRC, sehingga merugikan rakyat dan kepentingan nasional.

Baca juga : Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo

“Ingat UUD kita mewajibkan kita untuk melaksanakan politik luar negeri “bebas aktif”, tidak ikut blok apapun (non-alligned),” pungkasnya. 

Namun demikian, sejumlah pendengung di media sosial mengeritik pernyataan Rizal Ramli tersebut. Mereka membelokkan pernyataan Rizal Ramli tersebut dengan tuduhan Menko Maritim itu telah bersikap rasis.

Menjawab hal itu, tokoh nasional itu menegaskan bahwa tuduhan tersebut salah alamat dan norak. Ia mengatakan bahwa orang-orang yang berada di sekitarnya berasal dari agama dan etnis berbeda.   

“RR dituduh ‘rasis’ itu pernyataan sangat norak. RR itu paling plural, alm istri Tionghoa, anak angkat Katolik dan Protestan. Teman-teman Tionghoa RR banyak sekali,” ujarnya seperti dikutip RMOL.

Kepada para pendengung di media sosial Rizal Ramli mengatakan, kritiknya ditujukan kepada negara China, bukan etnis Tionghoa.

"Yang dikritik itu negara RRC, bukan etnis Tionghoa," pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Pimpin Peringatan Harkitnas Ke-116, Kepala BSKDN Kemendagri Sampaikan Amanat Menkominfo
Artikel Terkini
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas