INDONEWS.ID

  • Kamis, 19/08/2021 21:45 WIB
  • Solusi Jangka Panjang Penanganan Dampak Covid-19 Ala Kodim 0610 Sumedang

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Solusi Jangka Panjang Penanganan Dampak Covid-19 Ala Kodim 0610 Sumedang
Panen Bawang Merah oleh Pangdam III Siliwangi bersama rombongan di lahan Deplot Pertanian Kodim 0610 Sumedang (Foto: Letkol Inf Zaenal Mustofa, S.E., M.Si)

Oleh Letkol Inf Zaenal Mustofa, S.E., M.Si.

Opini, INDONEWS.ID - Corona Virus Disease 19 atau lebih dikenal dengan Covid-19 telah mewabah sejak Maret 2020 dan dunia telah sepakat dengan menyebutnya sebagai Pandemi.

Baca juga : Fadjroel Rachman: Saya Yakin Jokowi Tegak Lurus Reformasi

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang sangat luas di berbagai belahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Dampak tersebut menyasar pada berbagai aspek kehidupan dan salah satu aspek yang sangat dominan adalah aspek ekonomi.

Upaya untuk menghambat penyebaran virus Covid-19 yang berdampak pada terhambatnya kegiatan perekonomian dan terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat.

Setelah menunjukkan pencapaian penurunan kemiskinan beberapa tahun belakangan ini, tingkat kemiskinan kembali meningkat akibat pandemi Covid-19. Sehingga, perlu adanya langkah yang tepat baik secara kolektif maupun perorangan agar perekonomian masyarakat tidak semakin terpuruk.

Dalam pertumbuhan ekonomi, berbagai macam sektor ekonomi mengalami penurunan akibat pandemi. Namun ada beberapa sektor yang bisa bertahan dan cenderung meningkat di masa pendemi ini yaitu sektor-sektor yang berkaitan dengan bidang logistik di antaranya adalah sektor pangan dan pertanian.

Lalu bagaimanakah mengambil peluang di sektor ini agar masyarakat bisa terhindar dari dampak pandemi Covid-19 secara berkelanjutan?

Perlu tindakan yang nyata dari pemerintah untuk bisa mempertahankan sektor pangan dan pertanian agar tetap eksis dan bahkan bisa berkembang guna mencegah masyarakat dari dampak negatif pandemi yang berkelanjutan.

Peluang ini diharapkan menjadi satu solusi yang tepat dalam mengatasi dampak pandemi dalam jangka panjang.

Sebagaiman diyakini bersama bahwa pandemi Covid-19 menciptakan budaya dan peradaban baru dalam kehidupan manusia saat ini. Dalam kegiatan sosial ekonomi juga menciptakan perubahan pola rantai pasok pangan di tengah pandemi COVID-19, segala aspek kehidupan cenderung mengarah pada situasi normal baru (New Normal).

Himbauan pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan pekerjaan dari rumah (Work from home) dan menjaga jarak secara fisik (social/physical distancing) serta kebijakan beberapa pemerintah daerah yang mengimplementasikan karantina wilayah secara parsial dan melakukan pembatasan kegiatan di keramaian, telah membuat perubahan situasi yang baru di hampir semua aspek kehidupan, termasuk perubahan pola rantai pasokan pangan.

Pembatasan yang dijalankan tak jarang menimbulkan pengangguran bagi sebagian orang yang menjadikan ancaman krisis sosial bagi keberlangsungan kehidupan bermasyarakat.

Begitu pula dengan ketersediaan pangan yang menjadi terbatas bahkan akan semakin menurun jika pandemi ini terus berlangsung dengan segala kebijakan pembatasannya.

Produksi pangan sebagai komoditi pokok harus tetap berjalan karena pangan adalah kebutuhan pokok manusia. Tentu hal ini menjadi peluang bagi masyarakat yang mampu berfikir posistif dan kreatif dalam mengatasi pandemi sekaligus pemanfaatan peluang di tengah tantangan dan kendala yang ada di sekitarnya dalam meningkatkan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan.

Produksi pangan yang dimaksudkan adalah sektor pertanian sebagai pemasok bahan pangan bagi kehidupan manusia. Secara riil, produksi pertanian telah mampu menunjukan eksistensinya dalam menjalankan roda perekonomian dalam mengatasi dampak pandemi. Maka peluang pertanian menjadi potensi yang besar dalam peningkatan sektor perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Namun demikian, bagi manusia yang berkeinginan menjelajahi pertanian sebagai upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan tentu tidak mudah karena dibutuhkan lahan dan keterampilan baginya untuk bisa menjalankan produksi pangan ini.

Sulit bagi mereka mendapatkan lahan ini tanpa ada bantuan kolektif dari pemangku kebijakan atau pemerintah. Pemerintah harus bisa mengambil bagian dalam mengatasi permasalahan ini, sehingga dampak pandemi tidak berkepanjangan.

Upaya Kodim 0610 Sumedang

Kodim 0610 Sumedang sebagai satuan yang dituntut harus mampu melaksanakan pemberdayaan wilayah, berupaya melaksanakan inisiasi dengan mempelajari potensi peluang yang tersedia di wilayah Kabupaten Sumedang.

Langkah ini diambil sebagai bagian untuk mengatasi permasalahan dampak pendemi ini dengan melaksanakan reklamasi lahan bekas galian pasir (Galian C) di Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang yang terbengkalai dan tidak terurus bahkan memberikan kesan tidak ada sentuhan kepedulian.

Reklamasi lahan dilaksanakan di bekas galian pasir (Galian C) di kaki Gunung Tampomas yang sebagian besar telah diambil pasirnya secara cenderung Ilegal dan untuk kepentingan pribadi tanpa ada tindakan pengembalian pada kondisi semula.

Hal ini menjadikan ekosistem di sekitar gunung Tampomas Kab. Sumedang menjadi rusak dan terbengkalai bahkan tidak terurus pasca eksploitasi pasir tersebut.

Tidak semudah yang dipikirkan saat pemulihan lahan bekas galian pasir ini untuk ditanami. Pasalnya materil di areal tersebut cendrung berpasir dan penuh bebatuan, sementara kadar tanah sangat minim.

Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat Kodim 0610/Sumedang untuk tetap membuat Lahan Pertanian atau Demplot pertanian bagi masyarakat/petani yang membutuhkan.

Bekas galian pasir ini oleh Kodim 0610/Sumedang dijadikan lahan atau Demplot pertanian melalui upaya reklamasi secara singkat.

Melalui tekad dan semangat untuk membantu pemerintah dan masyarakat akibat pandemi Covid, Kodim 0610/Sumedang telah membuat lahan pertanian atau Demplot Pertanian seluas 3 Ha secara bertahap.

Kegiatan ini dilaksanakan secara gotong royong antara Anggota Kodim 0610/Sumedang, Masyarakat yang akan menjadi petani, Perusahaan galian yang ada di sekitar lahan, dinas pertanian dan juga pemerintah.

Lahan pertama yang digarap/direklamasi oleh Kodim 0610/Sumedang seluas 1 Ha telah dilaksanakan 2 kali tanam dan panen dengan hasil cukup memuaskan dan saat ini sedang dilaksanakan tanam ketiga.

Lahan kedua seluas 1 Ha bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang dan telah dilaksanakan 1 kali tanam dan 1 kali panen. Saat ini lahan ketiga seluas 1 Ha telah siap untuk ditanami.

Dari ketiga lahan tersebut Kodim 0610/Sumedang berhasil membentuk masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tetap menjadi Petani sebanyak 25 orang disamping itu disediakan lahan pertanian.

Dengan pembinaan Babinsa Kodim 0610/Sumedang, para petani tersebut menjadi petani yang ulet dan menyenangi dengan pekerjaannya dan mampu membuktikan bahwa lahan yang tidak produktif menjadi lahan subur yang produktif serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sebuah kalimat Jawa ngapak menjadi dasar oleh Dandim 0610/Sumedang dalam pembuatan lahan ini “Sing nyeblok ngeplok” artinya yang menanam akan makan.

Kalimat lain yang menjadi dasar tekad tersebut adalah syair lagu yang dibawakan oleh musisi legendaris Koesploes “Tongkat kayu dan batu jadi tanaman” bahkan pepatah arab yang sering didengar yaitu “Man Jadda Wajdda”.

Kalimat-kalimat tersebut menjadi pendorong dalam pelaksanaan pembuatan demplot. Saat ini lahan bekas Galian Pasir yang dulu kering dan tandus telah menjadi hijau dan indah bahkan dapat dikatakan sebagai tempat rekreasi baru oleh masyarakat sekitar Sumedang.

Hijaunya tanaman jagung dan pisang yang ditanam petani menunjukan keberhasilan demplot yang dibangun membuktikan bahwa Kodim 0610/Sumedang telah berhasil mengubah lahan yang tidak produktif menjadi lahan yang sangat produktif yang dapat meningkatkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumedang.

Satu langkah yang tidak terlewatkan dalam keberhasilan ini adalah penggunaan Bios 44 DC sebagai penyubur tanah yang mampu mengubah komposisi tanah yang tandus menjadi subur.

Yang lebih menakjubkan lagi adalah Dandim 0610/Sumedang Letkol Inf Zaenal Mustofa telah berhasil menanam bawang merah di lahan tersebut padahal di daerah tersebut tanahnya berpasir dan cenderung tidak menyerap air, namun dengan keuletan petaninya maka bawang merah tersebut berhasil dipanen dengan sangat baik dengan hasil yang memuaskan.

Panen bawang merah tersebut dilaksanakan oleh Pangdam III/Siliwangi bersama para pejabat Kodam III/Siliwangi dan seluruh Forkopimda Kabupaten Sumedang.

Hal ini membuktikan bahwa keberhasilan penciptaan lahan pertanian/Demplot pertanian Kodim 0610/Sumedang yang dibuat dilahan bekas galian pasir telah diakui oleh Pejabat Kodam III/Siliwangi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang.

Dengan demikian, maka penciptaan/pembuatan lahan/demplot petanian yang diberikan kepada mereka yang kehilangan pekerjaan akibat dampak dari pandemi Covid-19 adalah langkah dan solusi yang sangat tepat. Karena mereka akan menjalankan kehidupan yang dinamis, eksis dan produktif serta berkelanjutan dimasa pandemi.

Maka solusi ini sangat tepat dikatakan sebagai SOLUSI JANGKA PANJANG PENANGANAN DAMPAK COVID 19. Karena kegiatan tersebut akan meningkatkan produktivitas masyarakat pada saat Pandemi juga menjaga ketersediaan bahan pangan serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.*

Artikel Terkait
Fadjroel Rachman: Saya Yakin Jokowi Tegak Lurus Reformasi
Artikel Terkini
Menteri PANRB Minta Instansi Pemerintah Segera Rampungkan Rincian Formasi ASN 2024
Seleksi CASN 2024 Segera Dimulai, Pemerintah Penuhi Formasi Talenta Digital
TB dan "Airborne Infections Defense Platform" di Serang
Pj Gubernur Agus Fatoni Bersama Kedubes Kanada Perkuat Kerjasama Penanganan Permasalahan Perubahan Iklim
Menteri PANRB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas