INDONEWS.ID

  • Minggu, 29/08/2021 17:49 WIB
  • Jalan Berkeadilan Kunci Sukses Pengembangan Program B 40

  • Oleh :
    • very
Jalan Berkeadilan Kunci Sukses Pengembangan Program B 40
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan dalam acara workshop bertajuk “Menata Jalan Sama Rata Bagi Petani Sawit Rakyat Menuju Implementasi B 40” pada 28 Agustus 2021. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Jokowi Centre menyelenggarakan workshop bertajuk “Menata Jalan Sama Rata Bagi Petani Sawit Rakyat Menuju Implementasi B 40” pada 28 Agustus 2021.

Hal ini dilakukan sebab sejak Desember 2019, Presiden Indonesia secara resmi mengeluarkan program mandatori B30, yaitu kewajiban untuk mencampur biodiesel sebesar 30% terhadap total bahan bakar diesel serta diproyeksikan pada tahun depan akan menjadi titik transisi dari program B 30 ke program B 40.

Baca juga : Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal

Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM (2020) pelaksanaan program B 30 bisa menghemat devisa negara sebesar Rp 63 triliun. Suatu angka fantastis ditengah kabut ketidakpastian ekonomi nasional imbas pandemic Covid- 19.

Selain mengikat kuat cadangan devisa, implementasi program B 30 mampu mendorong target National Determined Contribution (NDC). Kalkulasi Kementerian ESDM (2020) menyebutkan akan terjadi penurangan emisi GRK sebesar 14.25 juta ton CO2 atau setara dengan emisi yang dihasilkan dari 52 ribu bus kecil.

Baca juga : Bertemu CEO Hyundai, Menko Airlangga Bicarakan Implementasi Solusi Jaringan Hidrogen dan Peningkatan Kapasitas Pemasok Lokal

Setali tiga uang, kondisi ini menghantarkan kita pada pembangunan yang mengedapankan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Pengembangan biodiesel bila dituntun dengan kompas yang tepat dapat membuat Indonesia keluar dari kubangan bahan bakar fosil, mengurangi defisit transaksi berjalan, serta mengokohkanketahanan dan keamanan energi nasional.

Turunan lainnya yang akan timbul adalah kestabilan harga CPO serta merangsang pertambahan nilai akibat dari hilirisasi industri kelapa sawit.

Baca juga : Bertemu CEO LG CNS, Menko Airlangga Dorong Investasi Korea Selatan pada Pembentukan Platform Teknologi Masa Depan

Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Abetnego Tarigan dalam sambutan pembukannya menjelaskan bahwa pemerintah akan terus melanjutkan program biofuel ini untuk memperkuat kedaulatan energi. Pencipataan tatakelola bahan bakar yang berkeadilan tentu menjadi tantangan.

“Manfaat serta keuntungan dari pengembangan bahan bakar nabati ini juga bisa turut dirasakan oleh masyarakat,”  ujar Abetnego Tarigan.

Performa produktivitas perkebunan sawit rakyat agak keteteran. Data BPS (2020) memaparkan dari segi produktivitas perkebunan di tahun 2019, perkebunan besar swasta mempunyai produktivitas tertinggi lalu diikuti perkebunan besar negara dengan produktivitas masing-masing sebesar 4.445 kg/ha dan 4.417 kg/ha. Sementara produktivitas perkebunan rakyat diperkirakan sebesar 3.436 kg/ha.

Bila dibandingkan dengan Malysia, produktivitas perkebunan sawit Indonesia masih jauh ketinggalan. Maka itu program replanting yang dijalankan haruslah menggunakan bibit unggul.

Anggota DPR RI dari Komisi IV Daniel Johan mengatakan bahwa DPR juga serius mengawal penggelolaan dana BPDP-KS agar kembali ke masyarakat melalui program peremajaan sawit rakyat yang lebih maksimal.

“Kami juga mendorong agar dana sawit bisa membangun pabrik CPO di basis produksi sawit rakyat,” ujar legislator dari fraksi PKB ini.

Hal serupa turut disampaikan oleh Mansuetus Darto, Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit. Ia menegaskan bahwa program B30 masih minim melibatkan petani sawit. Fokus pendanaan BPDP-KS masih fokus pada PSR bukan pada penguatan posisi petani mencakup pengetahuan, pendampingan dan pembangunan kelembagaan tani, serta insentif bagi biodiesel.

“Untuk itu peningkatan program B 40 di tahun depan bukan pilihan tepat sebelum adanya perbaikan tata kelola dan pelibatan petani sawit dalam rantai pasok,” pungkas Mansuetus.

Pertumbuhan ekonomi yang dikontribusikan oleh sektor industi kelapa sawit bila tidak dintrusi dengna nilai – nilai yang berkeadilan bagi pihak yang terlibat di dalamnya tidak akan membuat industri kelapa sawit berkelanjutan. Apalagi dalam mengejar target pemerintah dalam pengembangan program B 40.

Untuk mencapai kapasitas produksi yang memadai maka kunci yang harus dipenuhi adalah pemberdayaan para pekebun sawit rakyat.

Prof. Bungaran Saragih Menteri Pertanian era Presiden Gusdur dan Megawati dalam workshop ini menjelaskan bahwa pengembangan program biodiesel sudah memiliki arah yang tepat dengan pencapaian yang efektif.

Create demand dengan mengembangkan program biodiesel dari B 1, B 10, B 20, B 30 bisa mempertahanakan harga sawit dunia. Ini adalah usaha untuk mempertahankan harga itu, kalau tidak ada program biodiesel saya piker lima tahun yang lalu sudah bangkrut para petani kita, sudah ditebang sawitnya,” ungkap guru besar agribisnis dari IPB University ini.

Kontribus petani dari pengembangan program biodiesel adalah dengan cara meningkatkan produksi dan usahanya bisa berlanjut. “Namun masalahnya banyak petani kita memiliki lahan di kawasan hutan sehingga tidak bisa melangsungkan program PSR, sehingga perlu memberikan legalitas kepada petani,” tutup Bungaran. (*)

 

Artikel Terkait
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Bertemu CEO Hyundai, Menko Airlangga Bicarakan Implementasi Solusi Jaringan Hidrogen dan Peningkatan Kapasitas Pemasok Lokal
Bertemu CEO LG CNS, Menko Airlangga Dorong Investasi Korea Selatan pada Pembentukan Platform Teknologi Masa Depan
Artikel Terkini
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas