Pengamat: Dibutuhkan Capres Petarung untuk Angkat Pertumbuhan Ekonomi Rakyat
Jakarta, INDONWS.ID --- Pengamat politik Rusmin Effendy menilai bahwa saat ini belum ada kandidat calon presiden yang memiliki magnit politik yang tinggi. Para capres dari ketua umum partai politik pun demikian, tidak memiliki daya tarik yang besar.
Dia menyebut sosok Airlangga Hartato misalnya, juga belum memiliki kapabilitas dan magnit politik untuk maju sebagai capres. "Ada ketum parpol tersandera kasus-kasus hukum, sehingga tidak layak dipilih menjadi presiden, apalagi dicalonkan sebagai cawapres mendatang," ujarnya seperti dikutip Harian Terbit pada Minggu (6/3).
Karena itu, Rusmin menyarankan agar semua ketum parpol harus tabayun terlebih dahulu jika ingin maju dalam pertarungan capres 2024 mendatang.
"Saya prediksi pasca Jokowi nanti dibutuhkan figur capres yang petarung untuk membersihkan citra dan mengangkat pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan rakyat," ujarnya.
Sementara itu, pengamat politik Universitas 17 Agustus 45 (Untag) Fernando Ersento Maraden Sitorus mengatakan, terlalu bermimpi jika Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto masih berharap akan menjadi capres atau cawapres pada pilpres 2024.
Karena itu, sebaiknya Airlangga diminta segera mengubur niatnya menjadi capres dan mempersiapkan kader Partai Golkar yang lain untuk diusung sebagai capres 2024.
"Sebagai Menko Perekonomian saja belum mampu menjalankan tugasnya untuk mengontrol ketersediaan dan harga minyak goreng," ujar Fernando.
Dia mengatakan, apalagi elektabilitas Airlangga sampai saat ini masih sangat rendah dibanding capres lainnya. Oleh karena itu jika tetap dipaksakan Airlangga sebagai capres atau cawapres dari Partai Golkar pada pilpres 2024 maka dipastikan akan menuai kekalahan.
"Sangat sulit memajukan Airlangga sebagai capres atau cawapres yang minim prestasi," ujarnya.
Direktur Rumah Politik Indonesia ini menuturkan, sebaiknya Golkar melakukan Munaslub untuk kembali menentukan capres atau cawapres yang akan diusung oleh Golkar. Sehingga tidak mengusung sosok yang secara elektabilitas juga tidak memenuhi syarat. Karena dipastikan hanya akan mendapatkan kekalahan yang sangat telak.
"Kalau dilihat kinerja Airlangga selama ada di kabinet Jokowi juga belum ada hasil yang memuaskan. Sangat rugi kalau Golkar tetap menempatkan Airlangga di Kabinet," pungkasnya. ***