INDONEWS.ID

  • Jum'at, 28/10/2022 14:26 WIB
  • Gairahkan Industri Anyaman, Rana House NTT Siap Berkolaborasi

  • Oleh :
    • very
Gairahkan Industri Anyaman, Rana House NTT Siap Berkolaborasi
Tiga srikandi asal Flores, NTT, penggagas Rana House NTT. (Dari kanan ke kiri) Farida Denura, Ilse Gobang, dan Silvia Sea. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sikka, Petrus Poling Wairmahing, ST, MT, MS.c mengajak Rana House NTT menjadi pendamping pelatihan SDM pengrajin anyaman.

Hal tersebut untuk meningkatkan keterampilan para pengrajin sehingga hasil produk kerajinan menjadi lebih inovatif dan berdaya saing.

Demikian disampaikan Pet Poling ketika menjadi pembicara pada webinar bertajuk:"Quo Vadis Anyaman NTT: Upaya Melestarikan dan Memberdayakan Pengrajin” dengan topik: “Kerajinan Anyaman dan Destinasi Wisata Anyaman” yang digelar Rabu 26 Oktober 2022 hasil kerja sama Rana House NTT dengan DPP MUKI.

Di dinas yang dipimpinnya lanjut dia, anyaman bisa masuk dalam kebudayaan maupun UMKM. "Anyaman ini masuk ke keduanya. Semua kegiatan adat sangat kait erat. Yang kita pikirkan sekarang bagaimana produk anyaman ini bisa ditingkatkan estetika maupun fungsinya," ujarnya.

Pet Poling juga menambahkan bahwa bahan baku anyaman di Kabupaten Sikka berasal dari rotan, daun kelapa, daun pandan, jeramu, ijuk. "Bahkan kue pun kami anyam, dikenal dengan nama Bolo Pagar dan Kolemoe," katanya.

Pet Poling menegaskan langkah yang dilakukan Rana House NTT sangat baik dan dinas yang dipimpinnya siap mendukung kegiatan Rana House khususnya di Kabupaten Sikka.

“Harapan saya agar Rana House NTT menjadi pendamping dan menyiapkan atau mencari pelatih-pelatih anyaman untuk mendampingi dan melatih penganyam lokal agar produk anyaman lokal bisa bersaing dan memiliki nilai jual yang tinggi,” ungkapnya.

 

Butuh Pelatihan dan Pendampingan

Dalam kesempatan tersebut beberapa Koordinator pengrajin anyaman juga menyampaikan keluhan yang dialami selama ini.

Fransiskus Randis, Koordinator Pengrajin Anyaman dari Bu Utara, Kabupaten Sikka mengatakan bahwa pengrajin anyaman membutuhkan training atau pelatihan serta pendampingan agar  produk anyaman bisa menjadi bernilai ekonomis.

“Pelatihan yang kami harapkan seperti pelatihan untuk pembuatan  pewarna alami. Selain itu kesulitan yang kami alami adalah tidak punya pasar untuk memasarkan produk anyaman. Jadi kegiatan anyaman hanya sebatas untuk  memenuhi kebutuhan seremonial saja,” ujarnya.

Selain itu Frans juga berharap agar budidaya menanam lontar, pandan dan lainnya yang sudah mulai punah bisa digerakkan kembali, sehingga pengrajin tidak mengalami kesulitan mendapatkan bahan dasar anyaman.

Ruthvina Ance Silalahi, Koordinator Kema Sama, Kelompok Pengrajin Anyaman Lio Utara dan Magepanda juga mengaku mengalami kendala yang sama. Pengrajin anyaman masih melakukan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan ritual adat saja dan saat ini sudah mati suri.

Kata Ance Silalahi, anyaman tidak mempunyai nilai ekonomis, bentuk anyaman yang kurang menarik dan itu-itu saja tanpa inovasi. Karena itu, Rana House NTT diharapkan dapat menggiatkan kembali anyaman dan bersama-sama melestarikan.

“Butuh pendampingan, pelatihan pengrajin anyaman sehingga anyaman dapat dijadikan sebagai mata pencaharian dan masyarakat tidak perlu lagi mencari pekerjaan di luar daerahnya lagi,” tandas Ance Silalahi.

Firmus Angustus Nganda Gu, Koordinator Pengrajin Anyaman Kelompok Kinde Kreatif dari Kabupaten Nagekeo, mengaku kendala terbesar yang dialami kelompoknya adalah pemasaran.

“Ibu-ibu pengrajin menggeluh dan berharap campur tangan pemerintah setempat. Peran Pemerintah sangat minim dalam memberdayakan pengrajin anyaman,” ujar Koordinator Pelita Desa Enda ini.

Ketua Umum DPP MUKI, Djaserman Purba, SH dalam sambutannya membuka webinar menjelaskan bahwa DPP MUKI akan membantu mengangkat potensi daerah khususnya anyaman. Dia berharapa tiap DPW MUKI dapat melakukan pendampingan bagi pengrajin anyaman.

“Kita perlu mengubah mindset khalayak bahwa NTT itu bukan hanya dikenal tenun ikat saja tapi ada juga beragam produk anyaman yang kayak ragamnya,” kata Djaserman.

(Webinar bertajuk:"Quo Vadis Anyaman NTT: Upaya Melestarikan dan Memberdayakan Pengrajin” dengan topik: “Kerajinan Anyaman dan Destinasi Wisata Anyaman” yang digelar Rabu 26 Oktober 2022 hasil kerja sama Rana House NTT dengan DPP MUKI. Foto: Ist)

Dr Wiyono Adie dari MUKI mengatakan harus ada sinergi  antara lembaga dan stakeholder agar  kegiatan ini terus berjalan. “Juga harus bisa menyiapkan pendampingan  untuk para pengrajin. Selain itu peran media juga sangat penting,” ujarnya.

Nara sumber lainnya adalah Helena Muljanto, Marketing Direktur PT Panen Cipta Kreasi Perkasa yang membawakan topik tentang ”Branding dan Kolaborasi untuk Meningkatkan Pemasaran UMKM Pengrajin Anyaman”.

Menurutnya, produk-produk kerajinan anyaman merupakan produk kearifan lokal. Karena itu, Helena menghargai kearifan lokal tersebut dan diharapkan agar juga bisa dihargai oleh para anak bangsa lainnya.

Helena mengatakan, dirinya mendukung dan siap membantu agar produk anyaman dapat dipasarkan baik di pasar lokal maupun di luar negeri.

 

Kolaborasi Memenangkan Persaingan

Ketua Rana House NTT, Farida Denura dalam kesempatan tersebut menjelaskan tentang visi misi Rana House NTT serta apa yang dikerjakan oleh lembaganya tersebut.

Dijelaskan Farida, Rana House NTTmerupakan sebuah lembaga yang digagas tiga srikandi asal Flores, NTT yakni Farida Denura, Ilse Gobang, dan Silvia Sea. Untuk tahap awal Rana House berkolaborasi dengan DPP Majelis Umat Kristiani Indonesia (MUKI) bergerak bersama menggairahkan industri kerajinan anyaman di NTT.

“Kolaborasi merupakan sebuah ide Rana House ke depan, sehingga di tahap awal bersama DPP MUKI, selanjutnya Rana House NTT akan berkolaborasi sebanyak-banyaknya dengan lembaga maupun pihak terkait demi mendukung, dan memberdayakan industri kerajinan anyaman di NTT. Dan ini bertujuan untuk memenangkan persaingan,” jelas Farida.

Kolaborasi ini diawali dengan bersama-sama menggelar webinar bersama sebagai wadah untuk sosialisasi program dan kerja sama antara Ranah House NTT dengan MUKI.

Menurut Ketua Departemen Bidang Pemberdayaan dan Wirausaha DPP MUKI, Pdt. Paulus Benny, MTh kolaborasi dengan Rana House NTT ini diawali dengan menggelar webinar bersama menghadirkan peserta dari seluruh jajaran Pengurus DPP MUKI mulai dari Ketua Umum hingga DPD dan DPW se-Indonesia. ***

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Indonesia Sambut Baik dan Dorong Kolaborasi dalam Perkuat Ketahanan Pangan melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Nanik Yuliati, Pensiunan Guru Senang Bersama Mekaar Usahanya Berkembang
Soal Laka BUS PO Putera Fajar, Komisioner Kompolnal: Biar Tak Terulang Lagi, Utamakan Pencegahan dari Hulu ke Hilir
LPER Mendapat Penghargaan Terkait Ketahanan Pangan Dari Kepala KODIM Kota Bekasi
Pj Bupati Maybrat menerima kunjungan kerja dari Kepala BPJS Kesehatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas