INDONEWS.ID

  • Senin, 14/11/2022 21:09 WIB
  • Terkait Pemilihan Rektor UIN Jakarta, Saiful Mujani: Sebagai Guru di Kampus Ini Malu Rasanya

  • Oleh : very


Terkait Pemilihan Rektor UIN Jakarta, Saiful Mujani: Sebagai Guru di Kampus Ini Malu Rasanya
Saiful Mujani, Guru besar ilmu politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta. (Foto: Beritasatu.com)

Jakarta, INDONEWS.ID –Guru Besar FISIP Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Dr Saiful Mujani menyatakan protes keras terkait kabar tentang rencana pemilihan rektor universitas tersebut yang dilakukan oleh Menteri Agama seorang diri.

Dikabarkan, seleksi calon rektor UIN Jakarta tersebut akan dilakukan di Hotel Sangri-La Surabaya. Calon yang akan diseleksi juga semuanya berasal dari Ciputat.

Baca juga : Plt. Sekjen Kemendagri Dorong 13 Provinsi Percepat Implementasi Program Bedah Jantung Terbuka

“Dapat kabar, seleksi calon rektor tempat saya ngajar, UIN Jakarta, akan diadakan di Hotel Sangri-La Surabaya. Calon yang akan diseleksi juga semuanya dari Ciputat. Tim yang menyeleksi juga hampir semua dari Depag (Kementerian Agama),  Jakarta. Mengapa di Sangri-La Surabaya, bukan di Depag, Jakarta, atau UIN Ciputat?,” ujar Saiful Mujani yang juga pendiri Saiful Mujani Research and Colsulting tersebut dalam media sosialnya di Jakarta, Senin (14/11).

Dia mempertanyakan prosedur pemilihan rektor UIN yang dilakukan oleh menteri seorang diri dan bukan dilakukan oleh UIN seperti oleh Senat Guru Besar.

Baca juga : Mendagri Pacu Pemda di Jawa Barat Tingkatkan Pendapatan dan Optimalkan Penggunaan Anggaran

“Prosedur pemilihan rektor di UIN atau di bawah Depag pada intinya tidak ditentukan oleh pihak UIN sendiri seperti oleh senat, melainkan  oleh Menteri Agama seorang diri. Mau-maunya Menteri aja mau milih siapa. UIN dan senat universitas tidak punya suara. Ini seperti lembaga jahiliah,” katanya.

Dikatakannya, pihak senat UIN hanya mencatat siapa yang daftar dan menenuhi syarat pemilihan rektor tersebut. Hasil inventaris senat diserahkan oleh rektor ke Kementerian Agama untuk diseleksi oleh tim. Tim itu kemudian memilih beberapa nama untuk diajukan ke Menteri Agama, yang selanjutnya akan dipilih oleh Menag.

Baca juga : Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia industri energi terbarukan

“Transparansi tidak nampak. Kasak kusuk lobby alternatifnya. Sebagai guru di kampus ini malu rasanya. Saya pernah bersuara agar pemilihan rektor dengan cara jahiliyah ini diboikot saja. Tapi tidak ada yang dengar,” ujarnya.

Menurut Saiful, sebelum kebijakan cara pemilihan rektor seperti sekarang ini, Rektor UIN/IAIN dipilih oleh Senat Guru Besar. “Dan (pemilihan melalui Senat Guru Besar itu, red.) telah melahirkan rektor-rektor yang kami hormati, kami cintai, dan kami banggakan seperti Alm Prof. Harun Nasution, Alm Prof. Azyumardi Azra,” pungkasnya. ***

MOBILINANEWS
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id