INDONEWS.ID

  • Sabtu, 14/01/2023 12:27 WIB
  • Hilirisasi Nikel Dilarang WTO, Sultan Dorong Pemerintah Undang Uni Eropa Kembangkan Smelter Di Indonesia

  • Oleh :
    • Mancik
 Hilirisasi Nikel Dilarang WTO, Sultan Dorong Pemerintah Undang Uni Eropa Kembangkan Smelter Di Indonesia
Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin.(Foto:Dok DPD RI)

INDONEWS.ID - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin mendorong pemerintah untuk merespon larangan hilirisasi Nikel oleh organisasi perdagangan dunia (world trade organization / WTO) dengan pendekatan diplomasi preventif dengan negara-negara uni Eropa.

Hal ini disampaikan Sultan agar upaya gugat menggugat antara Uni Eropa dan Indonesia di WTO tidak meluas dan menjurus pada konflik yang mempengaruhi hubungan dagang kedua negara. Saya kira Pemerintah perlu mengundang secara khusus negara-negara Uni Eropa untuk berkolaborasi mengembangkan skema hilirisasi nikel sesuai dengan standar yang mereka miliki di Indonesia.

Baca juga : Inflasi Aman Terkendali, Sultan Najamudin Minta Pemerintah Tingkatkan Realisasi Belanja Modal

"Kami menghargai upaya Pemerintah Indonesia yang secara terang-terangan menunjukkan perlawanannya terhadap gugatan uni Eropa atas kebijakan hilirisasi Nikel Indonesia. Tapi semua negara tentu memiliki kepentingan dan kebutuhan energi dan pangan di tengah krisis ekonomi global saat sekarang", ungkap mantan ketua HIPMI Bengkulu itu melalui keterangan resminya pada Jum`at (13/01/2023).

Menurutnya, pemerintah tidak perlu melakukan perlawanan terhadap keputusan WTO yang memenangkan gugatan uni Eropa tersebut. Karena dalam konteks perdagangan saat ini, Indonesia memiliki Posisi tawar yang lebih baik daripada negara-negara Uni Eropa.

Baca juga : Sultan Najamudin Ingatkan Pemerintah Waspadai Dampak Deindustrialisasi Sektor Sandang dan Pangan Nasional

"Neraca perdagangan kita terus mengalami peningkatan dan bernilai positif dibandingkan dengan Eropa. Ekspor batu bara RI ke Eropa hingga Desember 2022 diperkirakan mencapai 6,6 juta ton. Jumlah ini bahkan melebihi rekor ekspor tertinggi pada 2012," tegas Sultan.

Pemerintah, kata mantan ketua HIPMI Bengkulu itu, hanya perlu mengevaluasi kembali hubungan dagang dengan Eropa. Dan meminta mereka mendesak WTO untuk mengkaji kembali aturan dagang internasional yang merugikan negara penghasil utama nikel dan mineral lainnya seperti Indonesia.

Baca juga : Sultan Najamudin Dorong Bapanas Kembangkan Supplay Chain Management Komoditas Pangan Nasional

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tak main-main melawan Uni Eropa di Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). Meskipun kalah, Ia memerintahkan menterinya untuk melakukan banding.

Seperti yang diketahui, gugatan Uni Eropa di WTO kepada Indonesia atas kebijakan pemerintah melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri. Namun, Presiden Jokowi menyebutkan, kebijakan pelarangan ekspor itu memantik Uni Eropa untuk menggugat Indonesia ke WTO. Adapun gugatan itu memang di menangkan oleh Uni Eropa.*

Artikel Terkait
Inflasi Aman Terkendali, Sultan Najamudin Minta Pemerintah Tingkatkan Realisasi Belanja Modal
Sultan Najamudin Ingatkan Pemerintah Waspadai Dampak Deindustrialisasi Sektor Sandang dan Pangan Nasional
Sultan Najamudin Dorong Bapanas Kembangkan Supplay Chain Management Komoditas Pangan Nasional
Artikel Terkini
Dituduh Curi Iphone, Ade Laporkan AA ke Polres Jaksel
PNM Terus Bekali Nasabah dengan Teknologi Digital
Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat Diwarnai Peluncuran Program PAITUA
Bupati Tanah Datar Serahkan Santunan BPJS Ketenagakerjaan
Dianggap "Lahan Tak Bertuan", Sekolah Sering Jadi Tempat Penyemaian Ideologi Radikal
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas