INDONEWS.ID

  • Selasa, 07/02/2023 21:46 WIB
  • Rizal Ramli: Cara Bikin Petani Happy Bukan dengan Proyek Food Estate

  • Oleh :
    • very
Rizal Ramli: Cara Bikin Petani Happy Bukan dengan Proyek Food Estate
Rizal Ramli adalah mantan Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia (2000-2001) dan mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2015-2016). (Foto: ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Presiden Joko Widodo telah memperioritaskan infrastruktur untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan. Karena itu, dia misalnya membangun jalan, bandara, proyek listrik 35000 Mega watt dan food esatste.

Namun, tidak semua proyek yang menelan dana proyek triliunan rupiah mendatangkan manfaat bagi rakyat banyak. Salah satu contoh misalnya food estate yang dikomandoi Kementerian Pertahanan, dan berlokasi di kabupaten gunung Mas di Kalimantan Tengah.

Baca juga : Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan

Proyek yang digarap pada tahun 2021 hingga 2022 itu diorientasikan sebagai lumbung pangan nasional dalam menjaga ketahanan pangan. Karena itu, program food estate tersebut masuk program stategis nasional dari tahun 2020 sampai 2024.

Berdasarkan pantauan media dan aktivis lingkungan Green Peace dan Walhi proyek yang telah menghabiskan dana 1,5 triliun rupiah itu mangkrak. Padahal untuk proyek seluas 33750 Hektar telah dibuka dimana 600 hektar diantaranya ditanami songkong.

Baca juga : Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting

Tak hanya itu pengerjaan proyek yang tanpa didahului analisis dampak lingkungan itu juga telah menimbulkan banjir pada 6 desa sekitarnya.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli, mengatakan bahwa Presiden Jokowi kebanyakan tidak mengerti hal-hal teknis. Karena itu, hal tersebut menjadi tanggung jawab menteri terkait.

Baca juga : Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental

Rizal Ramli memberi contoh ketika Presiden Abdurrachman Wahid (Gus Dur) menunjuk dirinya menjadi Kepala Bulog, Rizal Ramli menanyakan apa saja yang menjadi tugas dirinya. “Tugas saya apa Gus, tanya Rizal Ramli kepada Gus Dur. Lantas dijawab Gus Dur ‘tugas kamu bagaimana supaya petani seneng’,” ujar mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu.

Selain itu, kata ekonom senior itu bahwa dirinya juga pernah menghapus kredit macet petani yang jumlahnya mencapai Rp26 triliun rupiah.

“Bagaimana caranya supaya petani seneng? Ya urusan kite. Makanya ketika itu saya hapuskan kredit macet petani, sisa kredit usaha tani Pak Habibi dan Adi Sasono 26 triliun. Karena petani-petani itu diuber polisi, diuber camat suruh bayar utangnya kalau ngga maka disita tanahnya,” ujang Bang RR – sapaan Rizal Ramli seperti dikutip dari Jakartasatu.com.

Rizal Ramli waktu itu menghadap Gus Dur untuk menyampaikan terkait rencana penghapusan kredit macet tersebut. “Saya menghadap Gus Dur menyampaikan, ‘Gus, kalau seandainya kita sita tanah-tanah itu. Terus kita mau ngapain? Kata Gus Dur, bener juga kalau tanah disita, negara mau ngapain dengan tanah-tanah itu? ‘Jadi menurut kamu gimana Rizal,’ kata Gus Dur. Ya sudah kita hapuskan saja hutang dan bunganya 26 triliun,” kisah bang RR.

“Itu duit gede Rizal, kata Gus Dur. Kamu bisa ditangkap lho menghapus hutang petani dan bunganya. Saya bilang, Gus kalau mau ada yang nangkep saya, ya tangkap saja saya sepeserpun ga dapat. Nah akhirnya dilakukan penghapusan hutang petani berikut bunganya. Petani senang ga diuber-uber polisi, camat. Petani happy,” ujar Rizal Ramli.

Kemudian lanjut Rizal Ramli, “Setelah itu kita naikkan harga pembelian gabah dibanding pupuk dengan ratio 1,5: 1 untuk beli pupuk, yang 50% (1/2) untuk keuntungan petani. Kemudian saya naikkan menjadi 1-75: 1 untuk pupuk, yang 0,75 untuk keuntungan petani. Petani jadi tambah semangat karena kalau nanam padi petani pasti untung bagus”.

“Dua tahun kepemimpinan Gus Dur ga pernah impor beras. Jadi ga ribet amat. Karena menaikkan produksi itu bukan dengan bikin food estate. Yang ada malah triliunan habis kaga jelas. Kerena pejabat mroyek gitu lho,” jelas RR.

Karena itu, katanya, pejabat itu mestinya merumuskan kebijakan. “Misalnya neh kalau kita lebih agresif lagi, kita naikkin ratio gabah dan pupuk 2 /1. 1 untuk pupuk, 100% untungnya untuk petani. Petani pasti seneng banget, swastapun tertarik. Kenapa ? Karena setiap 4 bulan untungnya 100%. Tarolah ada pengeluaran lainnya 50 %, tapi kan masih untung 50%. Mana ada bisnis yang untungnya 50 %. Akhirnya mereka yang bikin sawah. Mereka akan menaikkan produksi. Bukannya pakai proyek pemerintah yang ngabisin duit,” pungkas RR. ***

Artikel Terkait
Bertemu Menteri Perdagangan Inggris, Menko Airlangga Perkuat Kerjasama Ekonomi dan Perdagangan
Menko Airlangga Dorong Penguatan Pasar Tenaga Kerja Bagi Kaum Muda pada WEF Special Meeting
Menikah di Balai Sarwono, Bregas Ingin Merasakan Atmosfer Adat Jawa yang Kental
Artikel Terkini
Menteri PANRB Minta Instansi Pemerintah Segera Rampungkan Rincian Formasi ASN 2024
Seleksi CASN 2024 Segera Dimulai, Pemerintah Penuhi Formasi Talenta Digital
TB dan "Airborne Infections Defense Platform" di Serang
Pj Gubernur Agus Fatoni Bersama Kedubes Kanada Perkuat Kerjasama Penanganan Permasalahan Perubahan Iklim
Menteri PANRB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas