Penulis : PANDE K. TRIMAYUNI (Ketua Umum FOKAL UI, Lulusan Hubungan Internasional UI dan LSE-Inggris)
Saat ini ramai muncul penolakan tampilnya tim Israel dalam laga U-20 yang rencananya akan diadakan di beberapa kota di Indonesia. Kebetulan Indonesia terpilih sebagai tuan rumah untuk tahun ini. Bagaimana sebaiknya pemerintah menyikapi?
Persoalan seperti ini sebenarnya bisa diselesaikan pemerintah Indonesia dgn sigap tanpa berlarut-larut menjadi bola liar di masyarakat. Disinilah diplomasi memegang peran penting sehingga Image Indonesia tetap baik di mata internasional.
Jalan keluar terbaiknya:
*Pemerintah Indonesia membatalkan menjadi tuan rumah untuk saat ini* Alasan bisa kita buat dengan elegan tanpa mencederai semangat kompetisi olahraga.
Karena bagaimanapun juga, kita tidak punya hak melarang Israel yg sudah lolos U 20 utk tidak bertanding.
Saya membaca ada Peru, Argentina dan beberapa negara lain yg siap untuk menjadi tuan rumah. Persilakan mereka dahulu.
Dulu saat India tidak siap mengadakan perhelatan G-20, Indonesia ambil alih. Ini biasa.
Pertimbangkan juga rembetan ke hal-hal lain dan jangka panjang. Jika kita perhatikan, sekarang negara-negara Arab juga menjalin kedekatan dan perdagangannya intens dgn Israel. Indonesia juga mestinya bisa strategik melihat persoalan.
Jika kita dudukkan masalahnya, sebenarnya ini acaranya FIFA dan Indonesia terpilih menjadi tuan rumah. Jadi bukan Indonesia yg mengundang Israel. Jadi kalau ada yg tidak berkenan, baiknya kita mengundurkan diri saja dahulu sbg tuan rumah. Hal tersebut menunjukkan sikap tegas dan sportif kita sebagai bangsa. Tidak perlu kita teriak-teriak. Karena bagaimanapun juga, kepemimpinan Indonesia di dunia internasional dilihat. Model kepemimpinan seperti apa yg ingin kita tunjukkan.
Kita bisa katakan, "... *ada hal2 prinsip yang tidak bisa kami negosiasikan sehingga untuk kali ini kami tidak bisa menjadi tuan rumah....And,we look forward to hosting this event at another good time"*
Komunitas internasional juga akan maklum dan bisa _reading between the lines_ apa yg kita sampaikan. Demikian menurut saya.
Pande K. Trimayuni