INDONEWS.ID

  • Selasa, 23/05/2023 13:02 WIB
  • PSP Universitas Pancasila Apresiasi Inisiatif Kota Semarang Jadi Pionir Penggunaan Buku Ajar Pancasila

  • Oleh :
    • luska
PSP Universitas Pancasila Apresiasi Inisiatif Kota Semarang Jadi Pionir Penggunaan Buku Ajar Pancasila

Jakarta, INDONEWS ID - “Inisiatif Kota Semarang untuk menjadi pionir menggunakan buku Pendidikan Pancasila perlu diapresiasi. Sebab, buku itu akan menjadi panduan para guru dalam mengajarkan Pancasila dari PAUD sampai dengan SMA, sehingga nilai-nilai Pancasila benar-benar terhayati sejak dini oleh anak didik”, demikian dikatakan Direktur Eksekutif Pusat Studi Pancasila (PSP), Universitas Pancasila, Dr. Darmansjah Djumala, SE, MA, ketika dimintai tanggapannya tentang pencanangan penggunaan buku Pendidikan Pancasila yang disusun BPIP.

Buku tersebut merupakan paket referensi tentang Pancasila yang terdiri dari 14 buku untuk anak didik di PAUD hingga SMA. Paket buku tsb. digunakan sebagai basis bagi buku teks yang akan disusun oleh Kemendikbud sebagai pedoman para guru dalam mengajarkan mata pelajaran Pancasila di PAUD hingga SMA. 

Baca juga : Dubes Djumala: Pencurian alumni bea-siswa Bahasa Indonesia oleh Malaysia harus ditegur keras

Pencanangan penerapan buku Pendidikan Pancasila tsb. dibuka oleh Kepala BPIP, Prof. Dr. Yudian Wahyudi di Kantor Gubernur Jawa Tengah, di Semarang, 22 Mei 2023. Pencanangan tsb. didahului oleh paparan oleh Bp. Ganjar Pranowo dengan tajuk “Membumikan Pancasila, Menjaga Keutuhan Bangsa”.

Dalam paparannya, Gubernur Ganjar menegaskan bahwa piramida penduduk Indinesia didominasi oleh penduduk usia muda, yang merupakan bonus demografi bagi pertumbuhan ekonomi. Kaum muda inilah yang nantinya menjadi penggerak pembangunan Indonesia ke depan.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Toleransi berwajah sosial-kemanusiaan kunci kerukunan beragama

Di sisi lain, dalam konteks pembumian Pancasila, dibutuhkan cara-cara out of the box untuk menarik minat mereka untuk memahami nilai Pancasila. Harus dikembangkan pendekatan yang lebih nge-pop, yang popluler di mata kaum muda. Dengan cara ini diharapkan nilai Pancasila akan merasuk ke sanubari kaum muda secara natural. Tidak harus melalui pidato-pidato dan cara-cara top-down atau indoktrinasi.

Dr. Djumala, sebagai Direktur Eksekutif PSP, Universitas Pancasila, menilai paket buku referensi yang dibuat oleh BPIP ini sungguh tepat waktu. Dia merujuk kepada survey Setara Institute baru-baru ini yang merilis bahwa   83,3 persen siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) menganggap Pancasila bukan ideologi permanen dan bisa diganti.

Baca juga : Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar wujud Diplomasi Pancasila

Baginya, ini sebuah alarming, peringatan, bahwa memang ada sekelompok masyarakat yang masih meragukan Pancasila sebagai kesepakatan final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks inilah Dr. Djumala, yang pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB, menilai penting keberadaan buku Pendidikan Pancasila yang dicanangkan penggunaannya oleh Kota Semarang dan Jawa Tengah. Dr. Djumala berharap agar buku ini juga digunakan di sekolah-sekolah di berbagai kota di provinsi-provinsi lain. 
Khusus terkait pendekatan nge-pop dalam pembumian Pancasila yang digagas Gubernur Ganjar, Dubes Djumala menyambut baik.

Sebab, pendekatan yang lebih konkrit dan menyentuh hati kaum muda seperti itu paralel dengan road-map PSP Universitas Pancasila yang lebih memfokuskan pada concrete program-based activity, yaitu pembumian Pancasila di lingkungan kampus dengan cara melibatkan mahasiswa secara langsung dalam program yang mengandung nilai Pacasila.

Dubes Djumala mengharapkan agar BPIP ke depan dapat juga menyusun buku Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi. Buku itu penting bagi para dosen yang mengampu mata kuliah Pancasila agar tercipta keselarasan materi antara yang diajarkan kepada mahasiwa dengan garis kebijakan BPIP dalam pembinaan ideologi Pancasila.

Artikel Terkait
Dubes Djumala: Pencurian alumni bea-siswa Bahasa Indonesia oleh Malaysia harus ditegur keras
Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Toleransi berwajah sosial-kemanusiaan kunci kerukunan beragama
Dewan Pakar BPIP, Dubes Djumala: Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar wujud Diplomasi Pancasila
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Sambut Kedatangan Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Rekomendasi Jasa Penerjemah Tersumpah Terbaik di Jabodetabek
Gelar Rapat Internal di Istana, Indonesia Semakin Siap Berproses Menjadi Anggota OECD
Di Hadapan Media Jerman, Menko Airlangga Sebut Investasi Tidak Memiliki Bendera, Indonesia Membuka Peluang Investasi dari Semua Pihak
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas