INDONEWS.ID

  • Rabu, 31/05/2023 16:14 WIB
  • Kalbe Kenalkan Erlotinib, Obat Kanker Paru Generik Pertama Karya Anak Bangsa

  • Oleh :
    • very
Kalbe Kenalkan Erlotinib, Obat Kanker Paru Generik Pertama Karya Anak Bangsa
Presiden Direktur PT Global Onkolab Farma, a Kalbe Company, dr. Selvinna, M.Biomed, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P (K).,dalam peluncuran obat Erlotinib, obat kanker paru inovasi anak bangsa. (Foto: Indonews.id)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) berkomitmen mengedukasi kesehatan masyarakat khususnya terkait kanker yang jumlahnya tinggi di Indonesia.

Baca juga : Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam

Dalam peringatan World No Tobacco Day 2023 pada 31 Mei 2023, Kalbe fokus pada masalah merokok dan kaitannya dengan kejadian kanker paru. Sebab, perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi terhadap kejadian kanker paru, dibandingkan mereka yang tidak merokok atau perokok pasif.

“Berdasarkan data GLOBOCAN (Global Cancer Observatory), kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak ketiga di Indonesia dan penyebab nomor satu kematian akibat kanker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang paling erat kaitannya dengan merokok, sehingga PT Kalbe Farma Tbk ingin berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran masyarakat melalui aktivitas di World No Tobacco Day,” ujar Presiden Direktur PT Global Onkolab Farma, a Kalbe Company, dr. Selvinna, M.Biomed kepada wartawan di Jakarta, Rabu (31/5).

Baca juga : Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat

“Orang yang merokok memiliki risiko 15–30 kali lebih tinggi terkena kanker paru atau meninggal akibat kanker tersebut, dibandingkan orang yang tidak merokok,” tambah Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia), dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P (K).

Kata dr. Sita, gejala kanker paru sering kali tidak tampak pada stadium awal, karena tanda-tandanya mirip dengan penyakit umum lain, seperti TBC (tuberculosis) ataupun dampak dari kebiasaan merokok jangka panjang. Maka, tidak sedikit pasien yang datang ke dokter dengan kondisi kanker paru yang sudah berada pada stadium lanjut.

Baca juga : Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa

Fakta lainnya, terdapat lebih dari 80 persen kanker paru merupakan tipe kanker paru bukan sel kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC). Kemudian, sekitar 40 persen dari NSCLC terjadi mutasi reseptor pertumbuhan epidermal (EGFR). Rekomendasi pengobatannya tentu berbeda dengan tipe kanker paru lain.

“Terapi bagi pasien kanker paru tentunya sangat bervariasi tergantung dari tipe atau jenisnya. Pada pasien dengan jenis kanker paru bukan sel kecil (non small cell lung cancer atau NSCLC), pasien akan direkomendasikan dengan obat small molecule EGFR TKI atau penghambat tyrosine kinase,” jelas dr. Sita.

Pasien pun membutuhkan terapi yang berkualitas dan terjangkau. Sedangkan selama ini, belum tersedia obat terjangkau produksi dalam negeri.

Terdorong oleh kenyataan tersebut, Kalbe melakukan inovasi dengan menghasilkan obat kanker paru generik pertama karya anak Bangsa. Obat ini, katanya, bisa didapatkan melalui JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

“Saat ini di pasaran hanya tersedia produk EGFR TKI impor, maka PT Kalbe Farma melalui anak perusahaannya, PT Global Onkolab Farma, berinisiatif menyediakan terapi yang efektif, berkualitas, dan terjangkau, dengan memproduksi Erlotinib generik karya anak Bangsa yang sudah tersedia di e-katalog obat dalam skema JKN yang dapat dinikmati oleh seluruh pasien yang membutuhkan,” ungkap dr. Selvinna.

Berdasarkan data BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan), penyakit kanker merupakan penyakit katastropik atau penyakit berbiaya mahal yang selalu menyedot anggaran terbesar dari klaim layanan kesehatan program JKN-KIS. Penyakit Kanker menyerap dana sebesar Rp3,5 Triliun atau 18 persen dari total biaya klaim layanan, bahkan pada tahun 2019 lebih besar yaitu Rp4,1 triliun.

Kalbe sebagai perusahaan kesehatan dalam negeri turut mendukung arahan pemerintah dalam memperbanyak produk dalam negeri yang memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hal itu dilakukan supaya kualitas produk dalam negeri semakin meningkat dengan menghadirkan inovasi obat kanker paru Erlotinib.

“Hadirnya Erlotinib merupakan bukti komitmen Kalbe Farma untuk mendukung program pemerintah yakni kemandirian obat nasional, karena produk ini pertama kalinya dibuat di Indonesia. Kalbe juga terus konsisten berinovasi demi memenuhi kebutuhan pasien akan terapi kanker yang efektif, berkualitas dan terjangkau,” pungkas dr. Selvinna.

Untuk itu, baik dr. Sita maupun dr. Selianna berharap agar penting untuk menghindari sejumlah faktor risiko kanker paru, seperti merokok dan melakukan deteksi dini. Keduanya menjadi kunci utama dalam menekan angka kejadian dan kematian kanker paru di Indonesia.

PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) berdiri sejak tahun 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik.

Kalbe juga telah mengembangkan ekosistem layanan digital bagi masyarakat yang bersifat B2B yakni EMOS dan layanan B2C yakni KlikDokter. EMOS adalah sistem aplikasi order management yang memudahkan saluran distribusi melakukan manajemen stok atau supply chain, sedangkan KlikDokter adalah platform digital untuk layanan kesehatan khususnya telemedicine yang menyediakan konsultasi kesehatan dan produk-produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

Kalbe kini memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, dan mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan, yang tersebar di 76 cabang di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia (IDX:KLBF). ***

 

Artikel Terkait
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Tips Memilih Jasa Pengurusan Visa
Artikel Terkini
Ketua Pengadilan Negeri Batusangkar Dirikan Dapur dan Pendistribusian untuk Korban Banjir Bandang Tanah Datar
Aksi PNM Peduli Serahkan Sumur Bor Untuk Warga Indramayu Dan Tanam Mangrove Rhizophora
PTPN IV Regional 4 Jambi, Bantu Beras Warga Solok
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas