INDONEWS.ID

  • Minggu, 04/06/2023 11:22 WIB
  • Pemda Sikka NTT Lakukan Isolasi Lima Kecamatan Tekan KLB Rabies

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Pemda Sikka NTT Lakukan Isolasi Lima Kecamatan Tekan KLB Rabies
kota Maumere (Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pemerintah daerah Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) menetapkan kasus rabies di wilayah itu sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sejak ditetapkan dua pekan lalu, lima kecamatan di daerah tersebut diisolasi.

Lima kecamatan yang terkonfirmasi ditemukan dugaan penyebaran rabies itu antara lain Kecamatan Alok, Alok Barat, Alok Timur, Kangae dan Kecamatan Nelle.

"Upaya yang sudah dilakukan melokalisir wilayah yang sudah teridentifikasi yang sedang diuji laboratorium ada rabiesnya ada Lima kecamatan yang kami isolasi," kata Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo dikutip CNNIndonesia.com, Sabtu (3/6).

Bupati yang akrab dipanggil Robby ini menjelaskan upaya lain yang telah dilakukan untuk pencegahan meluasnya rabies adalah memberikan edukasi dan imbauan kepada masyarakat agar dapat mengikat atau mengandangkan hewan pembawa rabies, khususnya anjing.

Selain itu, saat ini sedang dilakukan vaksinasi terhadap anjing-anjing yang dilakukan oleh petugas vaksinator dari Dinas Peternakan Sikka.

"Yang paling dibutuhkan saat ini adalah kesadaran masyarakat, kalau mereka sayang binatangnya maka harus dirawat dengan melakukan vaksinasi," ujarnya.

Dia mengklaim Pemerintah Sikka telah menjalankan Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam penanganan pencegahan rabies di daerah tersebut yang telah diterapkan KLB Rabies.

Populasi anjing

Robby menuturkan wilayahnya punya potensi tinggi wabah rabies karena faktor populasi satwa.

"Daerah kami ini Flores pada umumnya selalu terancam rabies karena populasi anjing juga tinggi, karena orang flores suka piara anjing," kata dia.

Menurutnya, pemberian vaksin sangat penting sebagai langkah pencegahan. Bantuan vaksin dari pemerintah pusat sudah diterima 3.000 dosis secara bertahap.

Pihaknya pun langsung mendistribusikan itu agar vaksinator segera memvaksin anjing milik warga. Enam tenaga vaksinator, kata Robby, disiapkan setiap harinya.

"Tapi kita juga lagi melatih tenaga vaksinator lainnya untuk bisa menambah tenaga vaksinator," lanjut Robby.

Roberto berharap vaksinasi anjing di Sikka mencapai 70 persen dari jumlah populasi anjing sebanyak 55 ribu ekor. Namun, ia tetap menyarankan pemilik anjing yang mampu untuk melakukan vaksinasi mandiri.

"Karena jika semuanya berharap dari pemerintah maka akan kesulitan di anggaran untuk pengadaan vaksin," jelasnya.

Berdasarkan laporan, 30 kasus gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies yang tersebar di lima kecamatan. Dari 30 kasus tersebut, dua orang dirawat karena suspect rabies dan satu orang meninggal dunia.

Penetapan KLB rabies di Sikka ini menyusul kasus anak perempuan berusia empat tahun warga Desa Habi, Kecamatan Kangae, yang meninggal pada awal Mei akibat terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Pj Gubernur Agus Fatoni Bersama Kedubes Kanada Perkuat Kerjasama Penanganan Permasalahan Perubahan Iklim
Menteri PANRB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Mulai Mei, CASN Digelar Juni
TOZO Memperkenalkan Deretan Produk Inovatif Terbaru: TOZO Open Buds Sebagai Flagship
Perayaan Hari Ulang Tahun ke 15 Kabupaten Maybrat
SMP Islam Al Azhar BSD Raih juara 1 Tari Tradisional di Spanyol
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas