INDONEWS.ID

  • Jum'at, 18/08/2023 13:02 WIB
  • Kisah Inpiratif Nasabah PNM: Menjaga Warisan Leluhur dan Menyulam Harapan Melalui Canting

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Kisah Inpiratif Nasabah PNM: Menjaga Warisan Leluhur dan Menyulam Harapan Melalui Canting

Jakarta, INDONEWS.ID - Seni batik telah menjadi bagian integral dari budaya Indonesia yang telah melewati generasi demi generasi. Kali ini, ada kisah menarik dan inpiratif dari seorang wanita yang merupakan nasabah binaan PT Permodalan Nasiona Madani (PNM).

Wanita tangguh dan punya daya juang itu ialah Tati Herawati. Tati terus mempertahankan warisan nenek moyangnya hingga kini melalui batik dengan menggunakan metode canting.

Tati mengisahkan, usaha batik dengan teknik canting yang dilakukannya sekarang dapat ditelusuri kembali dari jejak leluhurnya yang sudah membatik sejak masa Belanda.

Pada saat itu, buyutnya memanfaatkan Pedati, sebuah moda atau alat transportasi dengan dua roda penggerak yang ditarik menggunakan tenaga kuda, kerbau dan lainnya untuk mengangkut bahan serta kain sebagai material canting.

Tati menjadi salah satu sosok pembatik yang meliliki kisah gemilang dalam dunia batik melestarikan batik sebagai warisan leluhur. Ia menuturkan, di desanya kebanyak orang membuat batik ternama dan legendari yakni "Batik Tiga Negeri".

Dalam Batik Tiga Negeri, Tati menjelaskan, terdapat proses magis tiga kali lorod (rebus), dengan motif-motif yang kaya dan beragam seperti tali kendang, kliwed, totok mimi, pacul goang, kotak, hingga kapal kandas.

Batik Tiga Negeri yang tersohor di desanya merupakan lentera yang menuntunnya sejak usia sekolah dasar dalam menjaga warisan leluhur.

"Dari sekolah dasar (SD), saya sudah belajar mencanting batik ternama di desa saya, namanya Batik Tiga Negeri. Di kampung saya, kebanyakan orang membuat batik tersebut," kata Tati kepada media ini, Rabu (16/8/23).

Namun, perjalanan Tati menuju keahlian batik tidaklah mudah. Ia memulai langkah pertamanya pada 2008, ditemani tekad dan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).

Dengan tiga anak yang menjadi tanggungannya, Tati merasa bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan dan kehidupan keluarganya. PKH menjadi tumpuan perekonomiannya, membantunya dalam membeli bahan batik dan memenuhi kebutuhan sekolah dan kesehatan keluarganya.

Tati menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya sebab merupakan pintu menuju gerbang masa depan yang cerah dan lebih baik.

Dengan bantuan PKH dan kerja kerasnya, Tati berhasil mengirim ketiga anaknya menempuh pendidikan. Bahkan anaknya pertamanya berhasil meraih gelar sarjana dengan predikat cum laude dari Universitas Jenderal Soedirman.

Sementara anak kedua baru saja lulus sekolah menengah atas. Sedangkan yang ketiga saat ini tengah berada di bangku SMK RISE jurusan keperawatan.

Tujuh tahun silam, Tati berkenalan dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dan bergabung menjadi nasabah. Ia mengatakan banyak manfaat yang diperolehnya semenjak menjadi nasabah dan dibimbing PNM.

Melalui program ini, ia mendapatkan manfaat yang besar dan pendapatan yang membantu kelangsungan hidupnya. Kemampuan Tati dalam mengelola usaha batiknya membuatnya dikenal di kalangan PNM, bahkan diajak berpartisipasi dalam pameran. Salah satunya adalah kegiatan Gelar Batik Nasional (GBN) 2023 di Jakarta bulan ini.

"Saya mulai ikut PNM sudah 7 tahun. Alhamdulillah banyak manfaatnya, dan sangat bermanfaat bagi saya uangnya. Anak saya bisa lulus kuliah meraih gelar sarjana sains dengan predikat Coumloud," bebernya.

Tati menyatakan rasa terima kasihnya terhadap PNM dan Presiden Jokowi yang telah membantu memperjuangkan mimpi-mimpinya. Dia bercita-cita untuk terus tumbuh dan berbagi dalam industri batik, menjaga tradisi sekaligus membuka pintu peluang baru.

Pameran GBN yang ia ikuti menjadi pengalaman berharga yang membuka jendela dunia baru baginya.
Ia berharap, kedepannya, PNM berkenan melibatkannya dalam kegiatan-kegiatan serupa agar usaha batiknya terus berkembang.

"Ikut GBN kemarin bagi saya adalah cara untuk menjalin silaturahmi, bertukar pengalaman, dan memperkaya wawasan sehingga saya lebih semangat lagi menjaga warisan nenek moyang," paparnya.*

"Terima kasih PNM telah mengenalkan saya ke pameran. Saya senang sekali karena pameran GBN itu yang pertama kali saya alami dan rasakan. Semoga selanjutnya saya diundang lagi ikut pameran," tutupnya.

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Warung NKRI Digital, Cara BNPT Kolaborasikan Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Era Digitalisasi
Bahas Revitalisasi Data, Pj Bupati Maybrat Rapat Bersama tim Badan Pusat Statistik Setempat
Mendagri Atensi Keamanan Data Pemilih pada Penyelenggaraan Pilkada Serentak 2024
Kemendagri Serahkan DP4 kepada KPU sebagai Bahan Penyusunan DPT Pilkada Serentak 2024
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Perkuat Komitmen Konstitusional Berpartisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas