INDONEWS.ID

  • Kamis, 07/09/2023 14:50 WIB
  • Bagaimana Seni Kepemimpinan Bekerja?

  • Oleh :
    • luska
Bagaimana Seni Kepemimpinan Bekerja?

Oleh    : Rachmat Kartakusuma

Seorang pimpinan atau atasan baik itu di sebuah organisasi, perusahaan, instansi pemerintahan, pasti memiliki tugas yang tidak ringan. Mereka harus mampu berkoordinasi dengan rekan kerja, atasan langsung, bawahan langsung, dan sebagainya. 

Terkadang, tidak sedikit seorang atasan yang memiliki usia relatif muda, sedangkan ia memiliki bawahan yang usianya jauh di atas. Hal ini, tentu akan berpotensi sebuah ketersinggungan antara bawahan dan atasan. Seorang atasan tentu harus memiliki cara yang unik yang dapat mempengaruhi rekan kerja maupun bawahan yang memiliki rentang usia berbeda. 

Meski demikian, banyak juga seorang bawahan yang tidak mempermasalahkan jika mendapat arahan dan perintah dari atasan yang usianya relatif lebih muda, karena mereka beranggapan bahwa selama dalam lini pekerjaan, ini adalah sebuah tugas yang harus diselesaikan secara profesional. 
Yang paling utama perlu dimengerti oleh seorang atasan, adalah rasa empati terhadap tim kerja, tanpa adanya rasa empati yang baik, maka dapat dipastikan tim akan bekerja di dalam tekanan karena tidak adanya hubungan emosional yang baik antar anggota tim. 

Bisa dibayangkan, seorang pemimpin yang arogan dan sombong, serta tidak mau mengerti keadaan anak buahnya saat itu, apalagi anak buahnya memiliki rentang usia yang jauh lebih tua, dan anak buah tersebut dipaksa untuk bekerja untuk mencapai kepuasan sang atasan tersebut. Seperti apa rasanya? 

Tentu bukan hasil baik jadinya, melainkan sebaliknya. Namun jika kita balik keadaannya, seorang pemimpin yang memiliki empati tinggi terhadap tim, mengerti kondisi anak buah yang saat itu belum dapat menyelesaikan pekerjaannya, mendapat bimbingan langsung dari atasan langsungnya, maka kemungkinan yang terjadi adalah seorang bawahan tersebut akan mendapatkan rasa seorang pemimpin yang tidak hanya profesional dalam pekerjaan, melainkan seorang pemimpin yang memiliki rasa empati tinggi, dan ingin setiap anak buah di dalam tim tersebut dapat berkembang dengan baik untuk menjadi pekerja yang lebih profesional.

Kalau kita berbicara mengenai bawahan yang memiliki usia lebih tua, memang kita harus memiliki cara yang lebih menggunakan empati. Misalnya, jika kita seorang manajer di sebuah perusahaan dan kita berusia 25 tahun, sedangkan staf kita memiliki usia 35 tahun. Secara rentang usia sudah jelas perbedaan usia antara anak buah dan atasan adalah 10 tahun, biasanya dari rentang usia yang relatif jauh ini memiliki cara pandang yang berbeda, baik dikarenakan perbedaan generasi atau pun dari pengalaman hidup seorang staf yang lebih lama dibandingkan seorang manajer tersebut. 

Hal ini bisa diatasi dengan cara-cara sederhana, namun memiliki dampak yang baik di kemudian hari. Sederhanannya, jika ada orang lebih muda dibandingkan dengan diri kita, tentu kita ingin mereka tetap menghormati kita. Mungkin jika dia lebih tua dibandingkan dengan kita, kita dapat memanggil mereka dengan sebutan yang menunjukkan rasa hormat, semisal mengajak bicara dengan sebutan, “Mas”, “Mba”, atau bahkan dengan sebutan “Bapak” atau “Ibu”. Dengan demikian, hal ini membuat mereka mereka merasa dihormati oleh kita. 

Kemudian jika kita meminta sebuah pekerjaan kepada anak buah untuk diselesaikan, bisa dengan cara yang unik. Misalnya, kita seorang atasan yang memiliki fasilitas ruang kerja pribadi, sedangkan bawahan yang lebih tua, berada dalam meja bekerja yang disekat-sekat. 

Tidak ada salahnya bagi kita, meskipun seorang atasan, kalau sesekali kita menghampiri meja mereka. Hal ini bisa saja menjadi contoh teladan seorang atasan kepada bawahan, yaitu seorang atasan yang tidak gengsian dan mau menghampiri bawahan. 

Mungkin hal ini terdengar biasa saja, tapi kembali lagi, ke depannya akan meningkatkan hubungan emosional yang baik antara atasan dengan atasan. 
Pepatah lama mengatakan, bahwa menghormati orang lain, sama saja kita menghormati diri kita. Karena dengan kita menghormati mereka yang jauh lebih tua usianya dibandingkan dengan kita, meskipun mereka secara struktur kerja jelas di bawah kita, tentunya respon baik yang akan kita terima dari sekeliling kita. 

Membangun Citra Diri di Lingkungan Kerja 
Selain kita menjadi seorang pemimpin yang dapat diajak bekerja sama dengan baik bersama tim, hal yang tidak kalah penting adalah kita seyogyanya menjadi seorang dengan citra positif di lingkungan kerja. Yaitu, kita dipandang baik oleh rekan-rekan yang bekerja di divisi lain. Misalnya, dengan kita bisa memenuhi komitmen apa yang sudah kita janjikan kepada tim, tentu tim kita akan menilai positif hal itu. 

Dan hal tersebut, meskipun sederhana namun dapat tersampaikan secara tidak langsung kepada seluruh karyawan yang bekerja pada lingkungan tempat ia bekerja tersebut. 

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Perkembangan Terbaru dan "Historic Milestoe" Aturan Kesehatan Internasional
Semangat Kebangkitan Nasional: Perjalanan Inspiratif Mila dari Serang, Banten
HUT Minahasa Tenggara ke 17, Pj Bupati Maybrat Saksikan Festival Benlak 2024 dan Makan Malam Bersama di Ranumboloy Water Park
PJ Bupati Maybrat Hadiri Pentas Seni Festival Benlak 2024 HUT Minahasa Tenggara ke 17
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas