INDONEWS.ID

  • Sabtu, 30/12/2023 14:58 WIB
  • BNPT berhasil tekan terorisme hingga Zero Terrosist Attack pada 2023

  • Oleh : luska
BNPT berhasil tekan terorisme hingga Zero Terrosist Attack pada 2023

Jakarta, INDONEWS.ID - Sepanjang tahun 2023 BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) mencatat tidak terjadi serangan teroris. Itu indikasi situasi keamanan semakin baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Zero terrosist attack pada 2023 tsb. merupakan hasil kerja sinergis BNPT dengan lembaga terkait seperti TNI dan Polri serta dukungan masyarakat. Hal itu disampaikan oleh Kepala BNPT RI, Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel di Kantor BNPT, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada acara Pernyataan Pers Akhir Tahun 2023, 29 Desember 2023.  

Namun ditekankan pula bahwa situasi yang membaik tsb. jangan membuat lengah, tetap harus waspada, sebab jaringan teroris global terdeteksi masih melakukan aksi terorisme. Sedangkan jaringan teroris dalam negeri terpantau terus mengembangkan jaringannya, terbukti dari tertangkapnya 148 teroris oleh Densus 88 dan Polri dibantu oleh TNI.

Baca juga : HUT ke-14 BNPT, Momentum Gelorakan Anti Kekerasan Menuju Indonesia Emas 2045

Secara terpisah, Dr. Darmansjah Djumala, Kelompok Akhli BNPT Bidang Kerjasama Internasional, menyampaikan apresiasinya atas kinerja BNPT sepanjang tahun 2023 yang ditandai dengan berhasilnya menekan tindakan kekerasan terorisme hingga pada level zero terrorist attack. Ditegaskannya, keberhasilan ini menunjukkan efektifnya program penguatan public resilience (ketahanan masyarakat) yang dijalankan oleh BNPT sebagai pengejawantahan Pilar 1 strategi nasional penanggulangan terorisme, yaitu pencegahan.

Dr. Djumala, yang pernah bertugas sebagai Duta Besar RI untuk Austria dan PBB yang salah satu bidang tugasnya terkait isu terorisme internasional, menggaris-bawahi stranya program public awareness (kepedulian publik) dan public engagement (keterlibatan publik) dalam upaya mencegah berkembangnya jaringan terorisme di dalam negeri. Urgensi program pencegahan seperti ini semakin dirasakan urgensinya manakala tindakan terorisme sudah melibatkan perempuan dan anak. Perempuan dan anak sekarang termasuk kelompok rentan terpapar tororisme sehingga program pelibatan masyarakat dalam bentuk Sekolah Damai, Kampus Kebangsaan, Desa Siap Siaga perlu kiranya terus digalakkan.

Baca juga : HUT ke-14, BNPTRI Resmikan Museum Adhi Pradana Untuk Edukasi Generasi Muda

Dr. Djumala, yang sebelumnya pernah bertugas sebagai Kepala Sekretariat Presiden/Sekretaris Presiden Joko Widodo, secara khusus menekankan pentingnya kerjasama internasional dalam penanganan isu terorisme antara  BNPT dengan badan PBB yang menangani isu terorisme, UNODC, dalam program Strive Juvenile Project.

Realisasi program capacity building yang bertujuan melindungi anak dari tindakan terorisme tsb. telah melebihi target, utamanya dengan adanya produk penelitian, pelatihan untuk trainer dalam bidang psiko-sosial, modul pembelajaran dan pelatihan untuk psikolog dan pekerja sosial serta pedoman koordinasi perlindungan bagi anak korban jaringan terorisme. Ditegaskan juga oleh Dr. Djumala, keanggotaan Indonesia di Board Member of Global Community Engagement and Risilience Fund (GCERF) kiranya dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam mendukung program pencegahan terorisme di Indonesia.

Baca juga : Kampus Kebangsaan, Upaya BNPT Perkuat Public Resilience dari Paham Radikalisme Terorisme

“Dengan menjadi anggota Board Member GCERF terbuka peluang bagi Indonesia untuk lebih mengembangkan program ketahanan masyarakat terhadap ancaman terorisme  dengan mengaitkan pendanaan tsb. dengan program pencegahan berbasis masyarakat yang sudah berjalam selama ini”, tutup Dr. Djumala.

Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
vps.indonews.id