INDONEWS.ID

  • Senin, 04/03/2024 20:23 WIB
  • Sekjen MUI Ungkap Pentingnya Meminta Maaf sebagai Langkah Awal Ramadan

  • Oleh :
    • karim
Sekjen MUI Ungkap Pentingnya Meminta Maaf sebagai Langkah Awal Ramadan
Waketum MUI Marsudi Syuhud.

Jakarta, INDONEWS.ID - Menjelang Ramadan 2024, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengirimkan sejumlah pesan kepada Umat Islam di Indonesia, yang diharapkan dapat menjadi pedoman dalam menjalani ibadah Ramadhan.

"Perlu pertama-tama disampaikan, menyambut Ramadhan dengan saling memaafkan dengan permohonan kepada Allah SWT," kata Sekjen MUI Amirsyah Tambunan pada hari Senin (4/3/2024).

Baca juga : Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional

Amirsyah juga menekankan pentingnya membaca doa saat melihat hilal Ramadhan, sebagai momen penanda dimulainya bulan suci Ramadan.

Menurutnya, saat momen tersebut, disarankan untuk membaca doa khusus yang mencakup rasa syukur dan doa untuk kelancaran ibadah puasa.

Baca juga : Hikmah di Penghujung Ramadan: Ibadah Puasa dan Zakat untuk Kemanusiaan

Selanjutnya, Amirsyah menyampaikan pentingnya menyucikan niat menjelang Ramadhan sebagai upaya untuk menjaga kesucian niat dalam beribadah.

"Hal ini dimaksudkan agar ibadah puasa di Bulan Ramadhan dijalankan dengan ikhlas dan semata-mata karena Allah SWT," ujarnya.

Baca juga : Peringati Nuzulul Quran, BNPP Buka Puasa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim

Tidak ketinggalan, Amirsyah juga menyoroti persiapan kesehatan fisik dan mental sebagai modal penting untuk menjalankan ibadah puasa dengan baik.

Menurutnya, menjaga pola makan yang halal dan thayyib (baik), berolahraga, dan istirahat yang cukup adalah hal yang perlu diperhatikan agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan penuh makna.

Amirsyah juga menyarankan untuk memperdalam ilmu di Bulan Ramadhan, mengingat bulan ini merupakan bulan tarbiyah (pendidikan), di mana Umat Islam dapat meningkatkan kualitas keilmuannya melalui kurikulum kehidupan selama Ramadan.

"Sehingga, dapat mewujudkan kesalehan pribadi menuju kesalehan sosial, di tengah banyaknya masalah sosial seperti kemiskinan dan ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan," ungkapnya.

Amirsyah juga menilai hubungan sesama manusia (hablum minan naas) merupakan aspek penting dalam mewujudkan kesalehan sosial, yang dapat dilatih saat menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.

Menurutnya, bulan Ramadhan juga harus dimanfaatkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam menghadapi persoalan bangsa.

"Oleh karena itu, momentum Ramadhan harus mampu menyelesaikan salah satu problem bangsa, yakni merosotnya nilai-nilai kejujuran dan keadilan," paparnya.

Artikel Terkait
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Hikmah di Penghujung Ramadan: Ibadah Puasa dan Zakat untuk Kemanusiaan
Peringati Nuzulul Quran, BNPP Buka Puasa Bersama dan Beri Santunan Anak Yatim
Artikel Terkini
Visiting Professor Pandemi: Dunia Harus Siap
Kemendagri Sosialisasikan UU Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa
Mendagri Tegaskan Musrenbangnas sebagai Wadah Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah
Masa Depan Pendidikan Era Digital, Tingkatkan Literasi dan Manfaatkan Teknologi
Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu Tertinggi di Kawasan Asia Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas