INDONEWS.ID

  • Selasa, 06/06/2017 04:48 WIB
  • Perangi Narkoba, Seluruh Elemen Masyarakat Harus Bahu Membahu Lakukan Pencegahan

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Perangi Narkoba, Seluruh Elemen Masyarakat Harus Bahu Membahu Lakukan Pencegahan
Presedium Pokan BNN Drs Asri Hadi
Jakarta,INDONEWS.ID- Dalam rangka menyikapi instruksi dari Presiden Jokowi mengenai perang terhadap narkoba,  puluhan relawan anti narkoba berkumpul  melakukan diskusi yang bertema pemukiman kumuh ini sering kali termasuk daerah "merah" dan rawan narkoba. Acara  yang diselenggarakan oleh Yayasan Rahmania ini, menghadirkan pembicara dari Presedium Fokan BNN (Forum Organinsasi kemasyarakatan Anti Narkoba) Drs Asri Hadi, Kamis (1/6/2017). Dalam pemaparannya, Asri menjelaskan, pemukiman kumuh   sering kali termasuk daerah "merah" dan rawan narkoba. Hal itu disebabkan narkoba dapat ‘masuk’ kesemua lini kehidupan yang ada di masyarakat. Tidak perduli masyarkat dari golongan atas maupun bawah. Bahkan, tidak sedikit dari banyak kasus, meski telah dibentengi oleh ilmu agama, namun narkoba tetap merajalela  dan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat. Baik itu miskin ataupun kaya.  Biasanya para pemakai narkoba dari kalangan anak-anak miskin mencari  pelarian dari dunianya. Sedangkan dari golongan anak-anak berada, mereka mengunakan narkoba  hanya untuk mencari perhatian atau sensasi di lingkungan mereka berada.  “Karena itu, untuk melakukan pencegahan sekaligus perang terhadap narkoba di masyarakat khususnya pada generasi muda Indonesia, para  orang tua, relawan dan lapisan masyarkat yang lainnya harus saling bahu membahu untuk melakukan pencegahan,” kata Asri. [caption id="attachment_3994" align="alignnone" width="300"] Presedium Pokan BNN Drs Asri Hadi[/caption] Lebih jauh Asri menjelaskan, pada akhirnya, lingkunganlah yang juga berperan dalam menentukan kualitas manusia. Sekolah hanya mampu membekali ilmu dan melindungi murid-muridnya sebatas jam sekolah. Sementara itu, orang tua dan lingkungan juga seyogyanya ikut bertanggung jawab dan berpartisipasi, bukannya hanya diam dan menyerahkan kepada guru. Namun harus berperan aktif dalam memberian perhatiannya kepada anak. “ Selain itu, harus adanya peran serta dari semua simpul masyarakat untuk melindungi generasi berikutnya. Suatu diskusi yang menarik dan semoga bermanfaat bagi para koordinator dalam menangani lingkungannya masing-masing,” ujarnya. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), jelas Asri, diperkirakan 200 juta orang di dunia menjadi korban narkoba. Di Indonesia sendiri, diperkirakan ada 4 juta pemakai narkoba, dan mayoritas adalah generasi muda. Angka ini terus meningkat tiap tahunnya. Walaupun merusak kesehatan, yang berujung pada kematian, dan mengakibatkan ketergantungan, narkoba memasuki kelompok masyarakat, baik dari golongan kaya maupun miskin, tanpa memandang bulu.  Pada kesempatan itu turut hadir para koordinator anak asuh dari lima kampung kumuh di Jakarta berkumpul dan mendiskusikan tentang permasalahan narkoba dan penanggulannya, dipimpin oleh Bapak Drs Asri Hadi, dari Presedium Forkan BNN (Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba). Para koordinator ini rata2 memiliki Majelis Taklim dan mengajar sekitar 50-150 anak yatim piatu/dhuafa per daerah, meliputi Kampung Bandan, Petamburan, Pejompongan, Karet Tengsin dan Cilincing. Didaerah tersebut, narkoba sudah menjadi konsumsi harian warga, bahkan seringkali anak2 diminta membelikan narkoba bagi orang tuanya, bahkan diminta untuk mencoba. Akibatnya tingkat kriminal didaerah2 ini sangatlah tinggi, dan banyak korban berjatuhan akibat narkoba. Dalam pertemuan itu, hadir juga seorang guru swasta, yang ikut berbagi pengalaman bahwa narkoba juga merambah muridnya dari kalangan berada. Dalam sesi diskusi ini, dijelaskan ciri2 korban pemakai narkoba, dan bagaimana mendapatkan bantuan rehabilitasi, juga peran serta sistem lembaga pemerintahan dalam memberantas dan menangani narkoba. Selain itu, juga didiskusikan berbagai halangan dan lingkaran setan terkait berkembangnya narkoba. Berbagai kontak untuk korban narkoba dan juga pencegahan dibagikan agar para peserta paham bagaimana menangani narkoba. Hal yang harus diwaspadai bahwa telah terjadi korban narkoba adalah sebagai berikut: - perubahan perilaku korban - hilangnya berbagai barang yang mudah dijual dirumah, seperti handphone, perhiasan, atau uang - perubahan fisik dari korban Bagi korban yang ingin sembuh dari narkoba, dapat meminta bantuan dari BNN, Kementrian Sosial, Karang Taruna dan berbagai Yayasan atau Komunitas dibidang anti narkoba. Disinilah peran keluarga dalam mendukung anggota yang menjadi korban sangat dibutuhkan.  Pada akhirnya kerja sama dan peran serta aktif orang tua dan lingkungan sangat diperlukan untuk memberantas narkoba, selain bimbingan guru disekolah. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan simpul masyarakat diharapkan dapat membendung perkembangan narkoba dimasyarakat.(hdr)
Artikel Terkait
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Artikel Terkini
Pastikan Arus Barang Kembali Lancar, Menko Airlangga Tinjau Langsung Pengeluaran Barang dan Minta Instansi di Pelabuhan Tanjung Priok Bekerja 24 Jam
Umumkan Rencana Kedatangan Paus Fransiskus, Menteri Agama Dukung Penuh Pengurus LP3KN
Mendagri Tito Lantik Sekretaris BNPP Zudan Arif Fakrulloh Jadi Pj Gubernur Sulsel
Perayaan puncak HUT DEKRANAS
Kemendagri Tekankan Peran Penting Sekretaris DPRD Jaga Hubungan Harmonis Legislatif dengan Kepala Daerah
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas