Nasional

Bambang Soesatyo: ASN dan TNI-POLRI Jadi Lahan Subur Tumbuhnya Paham Radikalisme

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 11/11/2019 21:59 WIB

Ketua MPR RI Periode 2019-2024 Bambang Soesatyo saat ditemui usai seminar di Ball Room Hotel Asley, Menteng Jakarta Pusat, Senin, (11/11/19/Foto: Rikard Djegadut)

Jakarta, INDONEWS.ID - Masif dan terstrukturnya penyebaran paham radikalisme berkedok agama di Indonesia menjadi kian mengkwatirkan. Parahnya lagi, sejumlah Perguruan Tinggi Negeri dan Aparatur Sipil Negara serta anggota TNI-POLRI sudah terpapar paham radikalisme ini.  

Hal itu dikatakan Ketua Majelis Permusyawaratan Perwakilan Republik Indonesia Bambang Soesatyo ketika menjadi key note speaker dalam acara yang diselenggarakan oleh SETARA Institute bertajuk "Merawat Kemajemukan, Memperkuat Negara Pancasila" di Ballroom Hotel Asley, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/11/19).

Mengutip hasil penelitian SETARA Institute,Bamsoet mengatakan selain 10 kampus PTN yang menggulirkan wacana dan gerakan anti Pancasila, secara kualitatif juga ditemukan gejala radikalisme ini menyasar Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat. Tujuannya adalah untuk menggantikan ideologi negara Indonesia yaitu Pancasila.

"Tidak berhenti di situ, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia juga menjadi lahan untuk mentransmisikan paham radikalisme. Tidak kurang dari 4 persen TNI dan POLRI turut terpapar dengan paham yang membahayakan negara Pancasila," papar Bamsoet.

Maka dari itu, Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menegaskan, toleransi haruslah menjadi kebutuhan bagi semua elemen bangsa, karena kebhinnekaan adalah elemen pembentuk bangsa.

"Kebhinnekaan bukan hanya fakta sosiologis yang hanya diterima sebagai sesuatu yang given, tetapi harus terus menerus dirawat," harap Anggota Dewan dari Partai Golkar Dapil VII Jawa Tengah ini.

Sehingga, kesadaran akan kebangsaan yang mengkristal karena lahir dari rasa senasib dan sepenanggungan akibat penjajahan, telah berhasil membentuk wawasan kebangsaan Indonesia.

"seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, yaitu tekad bertanah air satu dan berbangsa satu serta menjunjung bahasa persatuan, Indonesia," tegas Bamsoet.*(Rikardo). 

Artikel Terkait