Tim Pemenangan Pastikan Keluarga Besar NU Dukung Jokowi - Ma`ruf Amin

Oleh : luska - Jum'at, 14/09/2018 18:38 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Pasangan bakal capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno terus membangun komunikasi dengan keluarga mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Komunikasi yang digencarkan kubu Prabowo ini terus digalakkan untuk mendapatkan dukungan maupun simpatik dari keluarga besar NU. Lalu bagaimana pandangan dari pihak pasangan Jokoi dan Ma`ruf Amin atas roda jalinan komunikasi yang terus digenjot oleh kubu Prabowo tersebut.

Berikut sedikit kutipan wawancara dengan Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma`ruf Amin, Arsul Sani di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (14/9/2018).

T. Bagaimana pandangan soal Kubu Prabowo - Sandiaga yang terus melakukan pendekatan dengan NU untuk memperoleh dukungan melalui keluarga mendiang Gusdur beberapa hari ini ?
J. Gusdurian ini bagian dari keluarga besar NU. Kalau kita lihat sejarahnya nahdliyin kan memang tidak pernah satu, jadi pasti ada elemen yg berbeda meskipun ada arus utamanya. Kalau kita bicara arus utama saat ini kami yakin bahwa pasti mendukung ke Pak Jokowi dan Kyai Ma`ruf Amin.

T. Alasan pasti mendukung Jokowi - Ma`ruf Amin, bisa digambarkan pak ?
J. Kalau kita bicara misalnya, komunikasi kunjungan ke NU dan Muhammadiyah, kalau ke NU enggak perlu dikunjungi wong Kiai Ma`ruf masih Rais Am PBNU. Kalau Muhammadiyah, Pak Jokowi sudah bertemu dengan pimpinan Muhammadiyah dan Pak Kiai Ma`ruf juga sudah bersilaturahmi. Saya kira ini akan terus berlangsung,

T. Lalu..?
J. Saya baru kembali ke beberapa daerah. Saya tanya sama teman-teman NU, terlepas soal katakanlah kritik terhadap pemerintah di kalangan nahdliyin, tapi bagi kalangan nahdliyin karena yang jadi cawapres itu Rais Am dan kiai senior dari kalangan nahdliyi-massa pendukung NU. Persoalannya bagi nahdliyin adalah membela kehormatan dari ulamanya.

Kami tidak ingin apalagi paslon kami dalam hal ini Pak Jokowi adalah petahana, tentu tidak ingin langkahnya bersikap reaktif karena sebelah melakukan ini, maka kami harus melakukan ini. Saya kira tidak seperti itu, kalau yang kita lakukan itu hal-hal yang sifatnya reaktif, biasanya menimbulkan ketegangan, (Lka)

 

Artikel Terkait