Politik

Golkar Memanas, Elit Golkar Sebut Pengurus Partai Diperlakukan Seperti Buruh Pabrik

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 06/11/2019 07:59 WIB

Rapat Pleno Partai Golkar (Foto: Jawapos)

Jakarta, INDONEWS.ID - Menjelang rapat pleno di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (5/11), lembar absensi yang diperuntukan bagi pengurus DPP Partai Golkar diletakkan di luar pagar halaman kantor partai.

Menyikapi hal itu, Bendahara Umum DPP Partai Golkar Robert J. Kardinal mengatakan para pengurus DPP Partai Golkar merasa diperlakukan seperti buruh pabrik.

"Benar-benar sudah keterlaluan, masa pengurus partai diperlakukan seperti buruh pabrik," kata Robert dalam keterangan seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (5/11).

Lebih lanjut, Robert menyayangkan sikap pimpinan DPP Partai Golkar itu. Ia menyatakan baru kali ini dalam sejarah berdirinya Partai Golkar absensi pengurus diletakkan di luar gedung.

Tak hanya itu, Robert pun mengeluhkan rapat pleno baru digelar hari ini. Sebab, kata dia, seharusnya rapat pleno rutin dilakukan digelar oleh pimpinan Golkar.

"Baru kali ini dalam sejarah partai Golkar absen pengurus pleno partai Golkar dilakukan di luar pagar gerbang halaman kantor partai," kata dia.

Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar secara resmi menentukan jadwal rapat pleno persiapan penentuan jadwal pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta pada hari ini.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan rencananya Munas Golkar akan digelar di Jakarta pada Desember mendatang. Munas merupakan forum tertinggi untuk memilih Ketua Umum definitif Partai Golkar selama lima tahun ke depan.

Situasi internal Partai Golkar kembali memanas jelang penyelenggaraan Munas. Dua tokoh yang sama-sama sempat deklarasi maju menjadi calon ketua umum, Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo saling bermanuver di ruang publik.

Eskalasi politik bermula ketika Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet dikabarkan ingin mempertimbangkan maju kembali sebagai kandidat Ketum Golkar.

Padahal sempat muncul persepsi di publik, ambisi Bamsoet menjadi ketua umum Golkar menyurut seiring laju mulus terpilih menjadi ketua MPR.*(Rikardo).

Artikel Terkait