Nasional

Mendagri:Pemerintah Tampung Aspirasi dari Papua Selama dalam Kerangka NKRI

Oleh : Mancik - Rabu, 05/02/2020 19:30 WIB

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian.(Foto:Istimewa)

Jakarta,INDONEWS.ID – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mengatakan akan menampung aspirasi dari Papua selama aspirasi tersebut masih dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal ini ia sampaikan menanggapi RUU Otsus Papua yang telah diajukan kepada Komisi II DRP RI.

Menurut Tito, pemerintah pada dasarnya akan menampung seluruh aspirasi yang disampaikan berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan upaya peningkatan kesejahteran masyarakat di Papua. Tentu, syratnya, kata Tito, aspirasi tersebut tetap dalam upaya menjaga keutuhan NKRI.

"Kami sudah mengajukan ke Komisi II (DPR RI) untuk masuk dalam Prolegnas 2020 (RUU Otsus Papua), seperti apa di tahun 2021 nanti? Ya kita menggunakan mekanisme bottom up dan top down, bottom-up kita mendengar aspirasi dari warga Papua, seperti apa bentuknya, kalau dari Pusat jelas yang utama tetap apa pun aspirasi kita tampung selama dalam kernagka NKRI," kata Tito kepada di Istana Wakil Presiden, Rabu,(5/02/2020)

Mantan Kapolri ini menegaskan, pemerintah selama ini telah memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan Papua. Ke depan, menurutnya, pemerintah akan terus mendorong untuk mempercepat kemajuan pembangunan di seluruh tanah Papua.

"Tapi apa pun idenya untuk mempercepat pembangunan Papua, tentunya kita pasti akan tampung aspirasinya," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, usulan RUU Otsus Papua yang telah digulirkan di DPR RI masih dalam tahap pengkajian, terutama mengenai mekanisme dan teknis lebih lanjutnya. Namun RUU tersebut telah dipastikan untuk masuk dalam Program Legislasi Nasional Tahun 2020 mengingat UU Otsus Papua yang akan segera berakhir setelah berlaku 20 tahun.

"Kalau memang UU Otsus Papua isinya misalnya ada pemberian otonomi masalah ekonomi, perizinan, royalti, bagi hasil yang lebih besar, aspirasi itu bisa, silahkan, tapi (apakah) dana otsus tetap diteruskan? Kalau memang Pemerintah Pusat memiliki ruang fiskal yang mencukupi untuk itu, kenapa tidak. Tapi kalau seandainya tidak, apa opsi lainnya? Itu masih pembahasannya bukan hanya di tingkat eksekutif, tapi juga pembahasan di tingkat lokal, tingkat eksekutif pusat, dan nanti akan di tingkat legislatif dan ini yang penting kita masukan dulu ke Prolegnas 2020 karena 2021 sudah selesai UU Otsus Papua yang tahun 2001-2021 (20 tahun)," jelasnya.

Revisi terhadap Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otsus bagi Provinsi Papua masuk prioritas Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2020.

Revisi aturan ini menjadi prioritas karena dana otsus bagi Papua dan Papua Barat yang bersumber dari Dana Alokasi Umum (DAU) APBN akan berakhir pada tahun 2021. Selain itu, dana Otsus juga menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah untuk melihat sejauh mana program dan implementasinya bagi masyarakat setempat.*

 

Artikel Terkait