Nasional

Sering Bikin Heboh, Kepala BPIP Putuskan `Puasa Bicara` kepada Publik Selama Setahun

Oleh : Rikard Djegadut - Sabtu, 29/02/2020 19:45 WIB

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi (foto; ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi memutuskan `puasa bicara` selama satu tahun guna menghindari kesalahan saat berbicara di depan publik.

Hal itu disampaikannya saat menolak permintaan wawancara sejumlah awak media di Kompleks Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,

"Kira-kira setahun, lah, (puasa bicara), saya belajar dulu. Semua yang permulaan kan sulit ya. Harus belajar dulu, mengamati-amati dulu," kata Yudian di Yogyakarta, Sabtu (29/2/2020).

"Nanti rencananya kalau ada gini (wawancara) harus pakai draf agar saya tidak kepleset. Ini demi kebaikan republik," kata Yudian.

Selaku kepala BPIP, ia juga mengaku telah mendapat imbauan dari DPR agar menggunakan naskah tertulis yang disiapkan humas sebagai panduan saat menyampaikan pernyataan di depan publik.

"Itu yang namanya kalau dalam Islam amar ma`ruf nahi munkar. Amar ma`ruf itu DPR memerintahkan kepada saya melakukan yang baik-baik. Kalau di depan publik pakai draf gitu, pakai humas jadi subjektivitas saya tidak terlalu menonjol," ungkap Yudian.

"Yang dibilang munkar ya tadi. Kalau kepleset ngomong kan munkar, dalam arti luas. Jadi saya terima ini sebagai nasihat," sambung Yudian.

Yudian sedianya dijadwalkan berbicara sebagai salah satu narasumber dalam acara "Dialog Kebangsaan dan Launching Buku Ulama dan Negara Bangsa" di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta pada Sabtu (29/2).

Namun, saat menyampaikan pidato sambutan, ia menolak dan memilih berbicara hanya sebagai mantan rektor kampus itu.

"Saya tidak bisa jadi narasumber karena saya takut nanti keluar kalimat-kalimat yang bisa lain. Aku lagi dilatih `puasa ngomong`," kata dia, dalam acara yang juga dihadiri Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan HAM, Mahfud MD.

"Saya belajar dulu bagaimana Pak Mahfud ngomong di publik. Saya perhatikan dulu, baru saya ngomong di publik," kata dia disambut tawa hadirin.

Sempat Bikin Heboh

Selaku kepala BPIP, dia sebelumnya sempat mengeluarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut bahwa musuh terbesar Pancasila adalah agama, bukannya kesukuan.

Pernyataan itu mengundang reaksi beberapa pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia yang mendesak Presiden Joko Widodo untuk mencopotnya dari jabatan kepala BPIP.

Melalui Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo, Yudian mengklarifikasi pernyataannya tidak bertujuan mempertentangkan antara agama dan Pancasila.

Pernyataan Yudian, kata Romo Benny, mengacu pada kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu dan membenturkan dengan nilai-nilai Pancasila.

"Yang saya maksud adalah bahwa Pancasila sebagai konsensus tertinggi bangsa Indonesia harus kita jaga sebaik mungkin," kata Wahyudi, seperti dikutip Romo Benny.*

Artikel Terkait