Nasional

Jeritan Halu Kaum Kadrun di Jogja: Mereka Hanya Teriak di Ruang Hampa

Oleh : very - Rabu, 04/03/2020 21:30 WIB

Pengamat Sosial Media Rudi S Kamri (Foto: Ist)

Oleh: Rudi S Kamri*)

INDONEWS.ID -- Selasa (03/03/2020) ada segelintir orang mengadakan pawai di Jogja. Mereka berteriak melawan nasionalisme dan menginginkan negara khilafah. Saya menduga keras mereka adalah kelompok pendukung organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang sedang melakukan "test ombak".

Mereka hanya sedang berusaha mencuri perhatian dari sibuknya negara ini dalam menangani terjangan corona virus. Mereka sendiri sejatinya telah terpapar virus halusinasi tingkat dewa. Otak mereka sudah rusak. Logika dan akal sehat mereka telah terjun bebas ke jurang kehampaan.

Mereka mencoba berteriak di ruang hampa dan ngotot menginginkan ajaran halusinasi khilafah yang diatur otoritas trans-nasional. Mereka tidak berpijak di bumi. Pikiran mereka terpapar virus radikalisme agama yang salah. Mereka lupa tanah air, mereka lupa ibu pertiwi. Dan mereka hidup dalam angan-angan halusinasi yang menyesatkan.

Mereka teriak 96 tahun umat Islam tertindas akibat gerakan nasionalisme. Entah dari mana hitungan tahun yang mereka buat. Dan pertanyaan mendasar yang perlu mereka jawab:" Umat Islam mana yang tertindas?". Saya dan ratusan juta umat Islam di Indonesia merasa aman-aman saja hidup di negeri ini. Betapa pekoknya arah logika mereka. Bagaimana mungkin Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia bisa tertindas ?

Apapun alasan kerdil mereka, gerakan kecil mereka tidak bisa didiamkan. Negara tidak boleh membiarkan kaum minoritas radikalis agama berbuat dan membangun narasi semaunya di negeri Pancasila ini. Aparat keamanan harus menangkap mereka. Kalau mereka mengatakan pemerintah itu thogut dan nasionalisme Indonesia sebagai musuh, mereka harus diikhlaskan angkat kaki dari negeri ini. Tidak ada tempat bagi kelompok orang yang melawan nasionalisme Indonesia.

Negara tidak boleh abai melindungi warga mayoritas yang sangat mencintai negeri ini. Jangan biarkan kelompok kecil pendukung HTI ini menjadi virus kebangsaan Indonesia. Mereka harus ditindak tegas. Karena keberadaan mereka adalah ancaman serius bagi kebhinekaan Indonesia.

Radikalisme agama yang melawan keindonesiaan kita harus dijadikan musuh bersama bagi bangsa ini. Kalau tidak negeri ini akan porak poranda seperti Afghanistan atau negeri Timur Tengah lainnya.

Memberangus keberadaan mereka adalah tugas suci dan peran sejarah kita demi menjaga keindonesiaan anak cucu kita kelak. Jangan abaikan !!!

Salam SATU Indonesia

04032020

*) Penulis adalah penggiat sosial media, tinggal di Jakarta.

Artikel Terkait