Nasional

Alasan Gubernur Anies & Edy Rahmayadi Disebut Bintang NKRI Bersinar tanpa Pencitraan

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 13/04/2020 10:01 WIB

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Gubernur (Foto: Tempo.co)

Jakarta, INDONEWS.ID - Pamor Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi naik di mata Majelis Ulama Indonesia. Kedua sosok itu mendapat sanjungan dari MUI karena dinilai telah mati-matian melawan wabah corona di wilayah kekuasaanya.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnain secara blak-blakan menyanjung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Menurut Tengku Zul dua sosok tersebut begitu total memerangi pandemi virus corona di wilayahnya masing-masing.

Pujian Tengku Zul ini disampaikan melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ustadtengkuzul. Ia mengunggah foto yang menampilkan Anies Baswedan tengah bersalaman dengan Edy Rahmayadi.

"Dua orang gubernur yang mati-matian memerangi wabah covid-19 di NKRI," cuit Tengku Zul seperti dikutip pada Senin, (13/4/2020).

Tengku Zul menyinggung latar belakang Anies Baswedan dan Edy Rahmayadi, di mana keduanya dinilai memiliki kredibilitas sebagai pemimpin daerah.

"Yang satu intelektual adem, di Jakarta. Dan yang satu Letnan Jendral TNI(Purn), Mantan Pangkostrad, tegas berwibawa, di Sumatera Utara," imbunya.

Tak cukup sampai di situ, Tengku Zul di akhir cuitannya pun kembali memberikan pujian kepada Anies Baswedan dan Edy Rahmayadi sebagai bintang NKRI.

"Dua bintang NKRI yang luar biasa bersinar tanpa pencitraan. Semoga Allah lindungi," tulis Tengku Zul, memungkasi.

Untuk diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kekinian resmi memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta dalam rangka mempercepat penanggulangan pandemi virus corona.

Anies menerapkan PSBB setelah mendapat persetujuan dari Kementerian Kesehatan.

Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi sempat viral lantaran penyataannya mengenai gugurnya tenaga medis dalam perang melawan virus corona.

"Kalau saya yang meninggal, yang mau jadi Gubernur banyak. Tapi kalau dokter yang meninggal, harus menunggu dokter lain selesai pendidikan,” kata Edy seperti dikutip dari Kabar Medan--jaringan Suara.com.

Dia pun tak ingin ada lagi korban dari kalangan tenaga medis akibat terinfeksi virus corona.*(Rikardo).

Artikel Terkait