Nasional

Pentas Puisi Pekerja Migran, Hidupkan Sasta untuk Para Pejuang di Masa Pandemi COVID-19

Oleh : very - Jum'at, 01/05/2020 09:40 WIB

"Pentas Puisi Pekerja Migran" akan disiarkan secara langsung pada tanggal 1 Mei, pukul 13.30 (waktu Jakarta) melalui akun Facebook Migrant CARE. (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Dalam rangka memperingati hari buruh sedunia yang jatuh pada 1 Mei hari ini, para Pekerja Migran Indonesia, Purna migran dan pemerhati isu-isu perlindungan pekerja migran di berbagai belahan dunia menyelenggarakan pentas pembacaan puisi. Pentas puisi tersebut ditunjukkan sebagai bentuk solidaritas kepada para pejuang COVID-19.

Bertajuk ‘Pentas Puisi Pekerja Migran’ acara ini akan disiarkan secara langsung pada tanggal 1 Mei, pukul 13.30 (waktu Jakarta) melalui akun Facebook Migrant CARE.

Selain untuk menggalang dukungan publik pada upaya-upaya memerangi wabah COVID-19, pentas ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan pemerintah Indonesia agar tidak melupakan perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia dari COVID-19 dan dampak ekonominya.

“Pekerja Migran Indonesia, baik yang terjebak di luar negeri, yang sedang dalam proses pemulangan, yang gagal berangkat maupun anggota keluarganya di desa adalah kelompok yang rentan menerima dampak buruk dari situasi saat ini. Pemerintah harus memberikan perhatian khusus,” ucap Wahyu Susilo.

Di tengah situasi yang tidak pasti, Pentas Puisi ini merupakan ajakan bagi seluruh pihak untuk membangkitkan kembali sastra pekerja migran.

“Beberapa waktu yang lalu muncul inisiatif literasi di kalangan pekerja migran. Kegiatan ini mendorong kebangkitan ekspresi budaya pekerja migran, muncul karya-karya sastra pekerja migran dalam bentuk puisi, novel dan esai. Bahkan beberapa di antaranya diterbitkan penerbit umum dan banyak dibaca khalayak ramai,” jelas Mega Vristian, pegiat sastra yang juga mantan pekerja migran di Hong Kong. 

Kegiatan Pentas Puisi Pekerja Migran ini merupakan inisiatif kolektif dari Pekerja Migran Indonesia di berbagai negara, eks-migran, aktivis, dan pegiat isu yang mencintai sastra dan ingin menghidupkan kembali sastra pekerja migran. Berikut adalan nama-nama yang tergabung di dalamnya: Mega Vristian (Purna Migran HK), Wahyu Susilo (Migrant CARE), Fajar Santoadi (Malaysia), Maria Bo Niok (Purna Migran HK), Nessa Kartika (Purna Migran HK), Hanif Dakhiri (Jakarta), Arumy (Singapura), Yacinta (Australia), Noor Huda (Singapura), Prapti Banjar (Purna Migran HK), Annisa Savitri (Purna Migran Malaysia), Buyung Ridwan (Belanda), Dewi Nova (aktivis GAATW), Yulia Arsa (Banyumas), Dina Mardiyanti, Eka Agustina, Sakban Rosidi (Malang), Fatimah dan Ichal Supriadi (Bangkok). (Very)

 

Artikel Terkait