Nasional

Budi Karya Lebih Baik Jangan Berkarya Dulu Daripada Timbulkan Kegaduhan

Oleh : indonews - Rabu, 06/05/2020 21:15 WIB

Rudi S Kamri, penulis adalah pengamat sosial-politik (Foto: Ist)

 

Oleh: Rudi S Kamri*)

Statement Budi Karya Sumadi:

  1. Mulai besok moda transportasi boleh beroperasi, tapi mudik tetap dilarang. (?)
  2. Mudik diizinkan asal memenuhi protap kesehatan. (??)
  3. Pengertian Mudik sama sebangun dengan Pulang Kampung (???)

Saya tidak tahu, apakah Budi Karya Sumadi (BKS) Menteri Perhubungan ini masih kena pengaruh obat corona atau over dosis obat corona? Karena saat mulai kerja setelah beberapa minggu absen positif terpapar Covid-19, terkesan pernyataannya seperti orang mabuk dan "slengekan" tidak karuan.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI secara virtual yang diekspose media, banyak pernyataan BKS yang ngawur menabrak semua aturan yang  telah ditetapkan Pemerintah. Akibatnya menimbulkan kegaduhan dan polemik di media sosial yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kaum oposan serta merta melahap dan menggoreng gurih pernyataan kontroversial BKS.

Karenanya Istana dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo terpaksa meluruskan dan mengklarifikasi pernyataan BKS. Sesuatu yang sia-sia dan menghabiskan energi yang tidak perlu.

Pemerintah tegas mudik dilarang. Pejabat di bawahnya jangan membuat interprestasi macam-macam yang akhirnya menimbulkan kegaduhan di masyarakat maupun di aparat pelaksana di lapangan. Padahal Kepala Korps Lalu Lintas Polri baru saja mengumumkan telah memutarbalikkan sekitar 31 ribu kendaraan yang nekat pulang mudik.

Seharusnya kementerian teknis tidak perlu banyak cari panggung dengan bersuara di media. Karena hal itu sangat kontra produktif. Masalah policy nasional hanya Presiden atau juru bicaranya yang berhak bicara di media. Berkaitan dengan langkah teknis penanganan Covid-19 itu ranah Kepala Gugus Tugas Covid-19 atau juru bicaranya yang berhak bicara di depan publik.

Terkait hal ikhwal Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), biarkan Gubernur atau Bupati/Walikota yang bicara. Terkait Bantuan Sosial itu domain Menteri Sosial yang bicara di depan publik. Menteri atau pejabat yang lain: "Shut your mouth"!!! Bekerjalah dalam diam mendukung semua kebijakan yang telah diambil. Jangan menimbulkan kekisruhan dalam komunikasi publik.

BKS kelihatannya perlu juga saya ajari tentang makna semantik dalam Bahasa Indonesia. Agar dia tahu dan mengerti perbedaan makna semantik antara kata `Mudik` dan `Pulang Kampung`. Jangan membuat interprestasi sendiri yang justru mempertontonkan kebodohan dan kelihatan betapa dia tidak mengerti pemaknaan dalam bahasa Indonesia.

Jujur saya sedih melihat silang sengkarut komunikasi publik Kabinet Indonesia Maju saat ini. Mereka asal bicara dan asal membuat kebijakan yang tidak meringankan tugas Presiden Jokowi tapi justru menjadi beban.

Buat BKS, tolong anda istirahat dulu saja di rumah. Jangan memaksakan diri bekerja tapi yang anda lakukan justru menimbulkan kegaduhan. Sehatkan badan dan pikiran anda, biar saatnya anda kembali kerja nanti sesuai dengan tupoksi portofolio anda yang sebenarnya.

Duh Gusti, ambyaaar tenan negeri ini kalau pejabatnya seperti ini !!!

Salam SATU Indonesia

06052020

*) Penulis adalah Pengamat Politik, tinggal di Jakarta

Artikel Terkait