Nasional

Melihat Kesiapan Jakarta Sambut New Normal, Sudah Sejauh Mana?

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 03/06/2020 12:01 WIB

Jakarta selama masa PSBB (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - DKI Jakarta akan memasuki era New Normal atau normal baru sering berakhirnya masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 4 Juni 2020 besok. Jika tidak diperpanjang, maka Ibu Kota akan mulai kehidupan normal baru (new normal) pada akhir pekan ini.

Jakarta adalah daerah yang paling awal mengimplementasikan PSBB. Hasilnya memuaskan, laju penularan virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) melambat signifikan.

Sebelum PSBB berlaku, jumlah kasus corona di Jakarta naik rata-rata 11,14% per hari. Selepas PSBB berlaku mulai 10 April, lajunya melambat tajam menjadi rata-rata 2,79% per hari.

Bahkan per 2 Juni, kasus corona di Jakarta terkontraksi alias tumbuh negatif. Kemarin, jumlah pasien positif corona adalah 7.459 orang. Berkurang 26 orang (-0.35%) dibandingkan hari sebelumnya.

Angka ini membawa harapan bahwa Jakarta siap menjalankan new normal. Keran aktivitas masyarakat siap dibuka kembali, meski tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Ini bisa dilakukan saat PSBB berakhir.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa sebenarnya laju pertumbuhan kasus corona di Jakarta belum stabil dalam tren melambat. Memang kemarin ada penurunan, tetapi lajunya masih naik-turun.

Laju Pertumbuhan Kasus Corona di Jakarta (%)

Ke depan, jumlah kasus corona di Jakarta kemungkinan masih akan bertambah. Sebab jumlah penduduk yang sudah menjalani tes corona per 2 Juni adalah 154.345 orang.

Per 2018, jumlah penduduk Jakarta adalah 10,46 juta. Artinya baru 1,47% dari populasi Jakarta yang sudah menjalani tes corona. Dari 1 juta orang, baru 14.745 yang sudah melakukan pengujian.

Selain itu, Jakarta juga masih akan menghadapi arus balik Idul Fitri. Meski pemerintah sudah melarang mudik, tetap ada saja warga yang berhasil pulang ke kampung halaman untuk berlebaran.

Mereka berisiko menjadi pembawa (carrier) virus corona karena banyak melakukan kontak dan interaksi baik di kampung halaman maupun selama perjalanan jarak jauh tersebut. Sampai arus balik ini selesai, yang diperkirakan pada 7 Juni, risiko penambahan kasus corona tetap tinggi. *(Rikard Djegadut).

 

Artikel Terkait