Nasional

Pembakaran Bendera PDIP, Korlap Aksi Edy Mulyadi: Itu Sebuah Kecelakaan

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 28/06/2020 14:25 WIB

Tangkap layar video aksi pembakaran bendera PDIP oleh massa PA 212 di Jakarta 

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengeluarkan surat perintah harian kepada seluruh  kader baik di tingkat elit maupun akar rumput merapatkan barisan dan mengutamakan jalur hukum atas kasus yang menjmpa partai berlambang banteng tersebut.

Sikap Megawati itu merupakan respon terhadap aksi pembakaran bendera PDIP saat demonstrasi menolak RUU HIP di depan Gedung MPR/DPR pada Rabu (24/6) membuat seluruh kader naik darah. Kader di tingkat pusat sampai akar rumput mendesak polisi menangkap dan mengadili pembakar simbol partai berlambang banteng moncong putih itu.

"Terus rapatkan barisan! Tempuhlah jalan hukum, perkuat persatuan dengan rakyat, karena rakyatlah cakrawati Partai," seru Mega dalam suratnya yang langsung ditindaklanjuti ole para kader dengan membuat laporan ke Polda Metro Jaya bernomor laporan LP/3.656/VI/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ tertanggal (26/6).

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi ANAK NKRI, Edy Mulyadi mengatakan, kejadian pembakaran bendera PDIP adalah kecelakaan yang tak terencana dan hal itu sudah dijelaskan kepada polisi.

“Pembakaran bendera PDIP itu adalah accident. Kenapa accident? Waktu ditanya sama polisi, pastikan anak buah kalian yang di lapangan yang ikut rapat rapat kami, pasti sudah laporan bahwa tidak ada rencana bakar bendera. Jangankan rencana, dibahas saja nggak," kata Edy melalui video, Jumat (26/6).

Edy menegaskan, kejadian pembakaran bendera PDIP adalah kecelakaan, karena tidak pernah sama sekali disinggung dalam rapat untuk merencanakan pembakaran bendera tersebut. Termasuk kejadian pembakaran bendera PKI yang sebelumnya tidak direncanakan sama sekali. Edy mengakui, baru tahu ada pembakaran bendera di saat aksi sedang berlangsung.

"Saya sebagai korlap waktu itu, ketika istirahat di bawah atap yang orang pada orasi itu ada orang yang berbisik kepada saya, itu habis Azhar. Salat hujan deras, kita salat di bawah hujan yang deras. Habis ini bakar bendera PKI. Spontan saya jawab, emang ada benderanya? Ada. Oh yasudah," terangnya.

Sontak, karena usulan itu Edy ikut memandu proses pembakaran. Namun, dia tidak mengetahui sama sekali ternyata pembakaran bendera PKI diikuti dengan bendera PDIP.

"Ditanya kenapa kok bendera PDIP ikut dibakar? Saya nggak tahu waktu dibawa ke situ saya juga nggak tahu ada berapa bendera, waktu dipisah ada dua bendera. Waktu dibentang lah ada bendera PDIP. Saya juga kaget dalam hati saya. Tapi nggak apa-apa," ujarnya.

"Lalu polisi tanya, kenapa Pak Ustaz tidak menghentikan. Saya bilang gila, dalam suasana seperti itu 'eh yang PDIP jangan dibakar, yang PDIP jangan dibakar' nggak mungkin saya bilang begitu ya. Jadi satu, pembakaran bendera bukan rencana kita. Rapat tidak tapi ada rencana itu, karena suasana aksi ya begitu saya sebagai korlap sebagai penanggung jawab aksi, oke kita bakar," lanjutnya.*

Artikel Terkait