Bisnis

Sasar Usaha Ultra Mikro, EVP Keuangan PNM: Nasabah Mekaar Capai 7,2 Juta per Oktober

Oleh : Rikard Djegadut - Jum'at, 23/10/2020 15:30 WIB

Kantor PNM Pusat (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Executive Vice President Keuangan dan Operasional PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM Sunar Basuki mengatakan jumlah nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) sudah mencapai 7,2 juta nasabah aktif per Oktober 2020. Jumlah tersebut meningkat dari September yang berkisar 6,57 juta nasabah.

"Di 2020 saat pandemi, kami memang sempat terdampak, di April sampai Juni. Tapi mulai Juli sampai Oktober kami mulai bangkit lagi, sasar ekonomi masyarakat paling bawah dan sudah mencapai 7,2 juta nasabah," ungkap Sunar dalam dalam webinar Revitalisasi UMKM, Pembiayaan dan Digitalisasi yang digelar LPPI, Kamis (22/10).

Sunar menuturkan sejak dimulai 2015, bisnis PNM Mekaar cukup mendapatkan sambutan di kalangan masyarakat kelas bawah. Pada 2016, Mekaar mendapatkan sekitar 400 ribu nasabah dan melonjak 5 kali lipat menjadi 2 juta nasabah pada 2017.

Kemudian, pada 2018 jumlah nasabah kembali meningkat menjadi 4 juta nasabah. "Dan pada 2019 jumlah nasabah kami menjadi 6 juta nasabah," ucapnya.

Seperti diketahui, PNM mendapat jatah dua penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah pusat, yakni dari APBN 2020 Rp1 triliun, serta anggaran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) akibat Covid-19 sebesar Rp1,5 triliun.

Suntikan modal tersebut diharapkan bisa memperkuat posisi keuangan PNM untuk menyiapkan sumber pendanaan baru demi menggenjot pembiayaan, seperti penerbitan medium term notes (MTN), obligasi, sukuk, dan pendanaan perbankan.

"PNM kebanyakan dananya kita ambil dari pasar modal untuk didistribusikan ke desa-desa. Mekaar sendiri untuk masyarakat paling bawah. Selain itu, ada program ULAMM untuk yang menengah dan ada juga venture capital untuk yang menengah atas, semuanya kami berikan pendampingan," tuturnya.

Di luar jumlah nasabah dan dana pembiayaan, menurut Sunar, program Mekaar telah memberikan dampak sosial ekonomi yang besar. "Program mampu menciptakan lapangan pekerjaan dengan kurang lebih 9 juta lapangan kerja, dan kami mendapatkan hibah dari internasional, BUMN maupun swasta," tandasnya.*

 

Artikel Terkait