Nasional

Sumpah Pemuda, Moeldoko : Anak Muda Jangan Sampai Terprovokasi

Oleh : Ronald - Rabu, 28/10/2020 22:59 WIB

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko. (Foto : Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan ada paradoks antara aksi unjuk rasa dengan keberadaan UU Ciptaker. Dia mengatakan pemerintah bersungguh-sungguh mencoba menurunkan angka pengangguran.

“Setiap tahun ada 2,9 juta angkatan kerja baru. Angka ini menambah jumlah pengangguran akibat pandemi Covid-19. Pada 2030 kita mendapat bonus demografi yang bisa berdampak naiknya jumlah pengangguran jika tidak diantisipasi,” katanya dikutip dari siaran pers KSP, Rabu (28/10/2020).

Mantan Panglima TNI itu juga mengatakan pemerintah mencoba membuka peluang melalui UU Cipta Kerja tapi ditolak anak-anak muda dan calon tenaga kerja baru malah menolaknya.

“Tetapi saya melihat itu hanya sebagian kecil. Sebagian besar mereka sudah paham,” katanya. 

Menanggapi aksi unjuk rasa yang masih terjadi belakangan, Moeldoko berpesan jangan sampai anak-anak muda terprovokasi hasutan atau ajakan yang tidak pahami.

“Terpenting lagi, jangan lagi ada yang malu kalau tidak ikut unjuk rasa. Mulailah berani mengambil keputusan bahwa apa yang kita lakukan harus kita pahami tujuannya. Harusnya malu kalau berunjuk rasa tapi tidak paham tujuannya,” tuturnya.

Dia mengatakan bahwa banyak peristiwa menunjukkan peran anak muda dalam mengubah sejarah bangsanya. Namun dia mengingatkan adanya pameo yang sangat buruk yakni Biar Keliru Asal Heroik.

“Saya menghargai anak muda yang memiliki karakter kuat. Itu modal bagi bangsa untuk selalu optimis,” tuturnya.

Berbarengan dengan momen Sumpah Pemuda hari ini, Moeldoko juga mengingatkan bahwa banyak dokumentasi yang mencatat ada banyak anak muda yang punya peran besar dalam mengubah sejarah bangsanya. Dian juga mengatakan bahwa pembelajaran politik yang benar bagi anak muda sangat penting.

“Kalau tidak, malah jadi repot, karena anak anak akan menjadi instrumen kekerasan. Janganlah kita, sebagai orang tua atau guru, bersikap pasif baik secara sadar atau tidak sadar. Karena itu akan menjerumuskan mereka,” tandasnnya. (rnl)

Artikel Terkait