Daerah

Hilarius Abut Beberkan 4 Pilar Utama Perumusan Strategi Pengembangan Pariwisata Manggarai Barat

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 08/11/2020 12:01 WIB

Zona 3 Pantai Marina - Bukit Pramuka di Labuan Bajo yang akan dibangun menjadi sentra hiburan bagi wisatawan. Foto: Brantas Abipraya

Jakarta, INDONEWS.ID - Pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) dinilai belum digarap dengan strategi yang baik. Akibatnya, hanya segelintir orang yang merasakan manfaatnya.

Akademisi dari Politeknik eLBajo Commodor, Drs. Hilarius Abut, S.Sos., M.M menilai ada yang kurang terkait strategi pengembangan pariwisata Manggarai Barat selama ini. Menururnya para pihak yang seharusnya menjadi komponen utama perumusan strategi pengembangan pariwisata bahkan tidak dilibatkan.

Demikian dikatakan Hilarius saat ditemui media ini usai menjadi narasumber dalam FGD bertajuk "Strategi Implementasi Model Pengembangan Pariwisata Terpadu serta Pola Pembiyaan dan Investasi untuk Mewujudkan Kawasan Pariwisata Labuan Bajo yang Inklusif dan Berkelanjutan" dalam rangka penelitian disertasi Edhie Baskoro Yudhoyono, di Jakarta pada Sabtu (7/11/20).

Padahal, kata Hilarius, setiap strategi terkait pengembangan pariwisata di Manggarai Barat memiliki visi misi yang mulia yakni memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Manggarai Barat disamping menjadi sumber devisa bagi negara.

"Pertama-tama harus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat Manggarai Barat. Yang kita amati dan rasakan di lapangan, banyak orang lokal justru semakin tersingkir," ungkap mantan dosen pajak dan akuntasi di LP3I ini.

Ia mengakui, memang sumber daya manusia (SDM) masyarakat Manggarai Barat masih kurang. Namun justru di situlah, menurutnya, peran pemerintah baik daerah maupun pusat untuk membenahi agar masyarakat lokal tidak semakin menjauh dari denyut perkembangan pariwisata daerahnya yang kian hari kian menggeliat dan menjanjikan.

Untuk itu ia mengusulkan, dalam perumusan strategi pengembangan pariwisata terpadu dan berkelanjutan dan model pembiayaan dan investasi menjadi keharusan melibatkan beberapa komponon yang dinilainya sebagai komponen utama dari geliat pariwisata Manggarai Barat (Labuan Bajo dan sekitarnya).

"Menurut saya ada empat (4) pilar yang harus dilibatkan yakni pemerintah (pusat atau daerah), tokoh agama, tokoh pendidikan atau akademisi dan yang terakhir adalah tokoh masyarakat misalnya Asosiasi Tour and Travel," ungkap pendiri SMK Bina Mandiri Labuan Bajo ini.

Untuk apa pariwisata tersebut, tegasnya, jika para pelaku pariwisata diabaikan. Ia khawatir, jangan sampai pembangunan pariwisata yang sedang gegap gempita hingga ke mancanegara tidak dinikmati oleh orang lokal.

"Benar bahwa Bank Mandiri, BRI dan BNI mensuport luar biasa pembangunan pariwisata di Labuan bajo. Tapi pertanyaannya adalah apakah dana yang dikucurkan itu benar-benar dinikmati oleh orang lokal atau tidak? Jika tidak, lalu berkelanjutannya itu di mana atau inklusifnya bagamaiana?" tanya Hilarius.

Inklusif, jelas lulusan magister bidang Manajemen di STIEBI ini, artinya banyak orang yang terlibat. Sementara berkelanjutan adalah soal kesinambungannya. Selain, 4 pilar yang disebutkan itu, Hilarius menegaskan, sosialisasi wajib dilakukan. 

"Selain itu, yang paling penting juga adalah soal sosialisasi dan memperkuat SDM. Sampai saat ini yang mensuport bahan baku untuk hotel-hotel dan restauran rata-rata dibawa dari luar Manggarai Barat. Jadi bagaimana supaya orang lokal itu bisa berpartisipasi. Dan tentu saja pilar lain yang juga sangat penting adalah pelaku usaha itu sendiri.  Mereka harus terlibat secara aktif," tutup pria asal Kecamatan Welak ini.*(Rikard Djegadut).

Artikel Terkait