Nasional

Pasca Gunung Lewotolok Erupsi, 4.000 Lebih Warga Mengungsi, Butuh Tenda-Air

Oleh : Rikard Djegadut - Senin, 30/11/2020 16:45 WIB

Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, NTT, meletus dan ribuan warga sekitar telah mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Jakarta, INDONEWS.ID - Pascaerupsi gunung api Ile Lewotolok di Kabupten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebanyak 4.000 lebih warga mengungsi. Mereka tersebar di tujuh titik pengungsian.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengatakan pihaknya menerima laporan tak ada korban jiwa akibat erupsi yang terjadi pada Minggu (29/11) kemarin.

"Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata mencatat per Senin, 30 November 2020, pukul 13.00 WIB, sebanyak 4.628 jiwa mengungsi di tujuh titik. Sebaran di pos pengungsian terbesar di Kantor Bupati lama sebanyak 3.672 jiwa, Kantor BKD PSDM 338, Tapolangu 287, Aula Ankara 148, Kelurahan Lewoleba Tengah 140, lapangan Harnus 28 dan Desa Baopana 15," kata Raditya Jati dalam keterangannya mengutip Detik.com, Senin (30/11/2020).

Dia mengatakan BPBD setempat segera mengevakuasi warga saat terjadi erupsi. BPBD NTT membantu pemerintah daerah (pemda) membentuk pos komando untuk melakukan upaya penanganan darurat. Pos komando tersebut dipakai untuk penanganan para warga yang mengungsi, pelayanan kesehatan, membantu dapur umum, serta penyediaan air bersih.

"Kebutuhan mendesak untuk penanganan darurat berupa tenda pengungsian, penyediaan air dan sanitasi, kebutuhan bayi dan balita, masker, selimut, alas tidur dan terpal serta dukungan personel untuk pendampingan anak-anak," kata dia.

Pemda mengupayakan penerapan protokol kesehatan dalam penanganan pengungsian. Untuk mendukung protokol kesehatan, BPBD membutuhkan alat pelindung diri, seperti masker.

Gunung Ili Lewotolok Siaga, Ini Rekomendasi PVMBG

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan beberapa rekomendasi terkait dengan kenaikan status vulkanik Gunung Ili Lewotolok. Pertama, masyarakat di sekitar gunung maupun pengunjung, pendaki atau wisatawan tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.

Kedua, penggunaan masker maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Ini direkomendasikan untuk menghindari dampak abu vulkanik yang mengakibatkan gangguan pernapasan akut maupun gangguan kesehatan lain.

Ketiga, PVMBG mengingatkan abu vulkanik saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok. Oleh karena itu, masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di gunung ini untuk mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar, terutama di musim hujan.

Saat ini, potensi bahaya Gunung Ili Lewotolok berupa lontaran batu atau lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat yang penyebarannya dipengaruhi arah dan kecepatan angin, awan panas khususnya ke arah bukaan kawah, yang berada di sisi tenggara.

Selain itu, bahaya lain berupa longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara maupun lahar di sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung.

Diketahui, Gunung api Ili Lewotolok mengalami erupsi pada Minggu (29/11) pukul 09.45 waktu setempat. Tinggi kolom erupsi mencapai 4.000 meter di atas puncak. Berdasarkan pantauan PVMBG, teramati kolom abu kelabu tebal condong ke arah timur dan barat.*

Artikel Terkait