Nasional

Pendukung Perjanjian Perdagangan IE CEPA Lancarkan Kampanye

Oleh : luska - Selasa, 26/01/2021 19:50 WIB

Swiss, INDONEWS.ID - Senin 25 Januari 2021 lalu pendukung Indonesia EFTA CEPA melancarkan kampanye pentingnya IE CEPA bagi Swiss.

Kelompok pendukung IE CEPA ini terdiri dari sejumlah anggota partai politik Swiss antara lain Green Liberal Party (GLP), Social Democrat Party (SP), Swiss People Party (SVP) dan sejumlah partai lainnya serta asosiasi bisnis terbesar di Swiss yaitu Economiesuisse. 

Kelompok pendukung yang menamkan diri Ja zum abkommen mit Indonesien (Ya untuk perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia) memberikan sejumlah pernyataan dalam konperensi pers kampanye mendukung IE CEPA. Pernyataan antara lain mengatakan bahwa 2 dari 5 Swiss Franc yang ada ditangan rakyat Swiss saat ini berasal dari hasil ekspor, artinya Swiss sebagai negara kecil sangat tergantung kepada perdagangan luar negeri. 

Pembangunan industri dan infrastuktur di Indonesia juga menjadi potensi besar bagi perusahaan Swiss. “Oleh karena itu, akses terbuka ke pasar dunia merupakan prasyarat mendasar untuk kemakmuran kita. Karena untuk negara kecil yang miskin sumber daya seperti Swiss, perdagangan luar negeri merupakan pilar penting pertumbuhan,” ujar Anggota Dewan Nasional Die Mitte Elisabeth Schneider-Schneiter pada pembukaan konferensi pers.

Anggota partai politik lainnya menyatakan bahwa perjanjian perdagangan ini merupakan instrumen penting bagi ekonomi Swiss. Terutama pada masa krisis ekonomi terbesar dunia saat ini dan meningkatnya kecenderungan ekonomi yang proteksionis, Swiss sebaiknya memposisikan dirinya secara lebih luas dalam perdagangan internasional. Ini menciptakan keamanan perencanaan dan investasi. Mitra dagang Indonesia menawarkan peluang besar di sini.

Sementara itu Presiden Economiesuisse menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar dengan potensi perdagangan terbesar yang belum tersentuh. Menurut para ahli, pada 2050 
negara Asia Tenggara akan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia. “Dengan perjanjian 
tersebut, Swiss mengamankan keunggulan kompetitif. Perusahaan kecil dan besar  mendapatkan keuntungan dari ini, ” ujar Christoph Mäder, Presiden Economiesuisse.

Marco Chiesa Ketua Swiss People Party menyatakan bahwa perjanjian ini adalah perjanjian 
perdagangan pertama yang memasukkan unsur sustainability. Ia juga menegaskan bahwa perjanjian tersebut tidak akan membahayakan petani Swiss.

Negosiasi di FTA dengan Indonesia telah memperhitungkan hal hal terkait kekhawatiran petani lokal Swiss. Sehingga perjanjian tersebut tidak akan beresiko dan bersaing dengan minyak lokal seperti rapeseed dan bunga matahari. 

Green Liberal Party (GLP), Tiana Moser menyampaikan jika menolak perjanjian ini, maka berarti menolak Free trade dengan negara lainnya, menolak untuk sustainabilitiy dan menolak untuk 
meningkatkan standar sosial.Ratifikasi adalah situasi win-win bagi kedua negara. Oleh karena itu, Economiesuisse sebagai payung dari pelaku perekonomian Swiss dan berbagai perwakilan partai politik yang hadir, yaitu FDP, Die Mitte, SP, SVP, GLP, menyatakan ya untuk perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia. 

Jumlah kelompok pendukung terus bertambah terutama dari asosiasi usaha UKM. Hal ini terkait 
dengan kenyataan bahwa perjanjian ini akan dapat dimanfaatkan oleh dunia usaha Swiss yang 90% adalah UKM untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan Indonesia. 

Duta Besar RI Bern Muliaman Hadad mengatakan bahwa sesungguhnya dukungan untuk IE CEPA cukup besar dan diyakini memenangkan referendum. “Koordinasi KBRI Bern dengan 
Pemerintah Swiss dan kelompok pendukung IE CEPA terus berjalan terutama dalam memberikan data terkini mengenai perkembangan sustainability di Indonesia” ujar Muliaman.

Sebagian besar media Swiss mengungkapkan pentingnya pernjanjian ini karena manfaat yang 
didapatkan sangat besar, apalagi ini pernjanjian ekonomi pertama yang memiliki aspek  sustainability. (Lka)

Artikel Terkait